Pulang ke Kampung Tradisi Edisi 5, Penyair Perempuan Indonesia Telusuri Jejak Budaya Tengger di Malang Raya

Pulang ke Kampung Tradisi Edisi 5, Penyair Perempuan Indonesia Telusuri Jejak Budaya Tengger di Malang Raya

Workshop menulis puisi bersama Rini Intama, seorang penyair dan pendiri PPI (Penyair Perempuan Indonesia) di halaman Rumah Budaya Ratna. --PPI

Ditambahkan Ketua PPI Kunni Masrohanti, dari kepulangan-kepulangan ke kampung tradisi di beberapa daerah di Indonesia itu, PPI tak hanya sambang semata-mata tetapi selalu melahirkan buku kumpulan puisi.

BACA JUGA: 6 Puisi Hari Kartini 2025 yang Menginspirasi untuk Caption Media Sosial dan Tugas Sekolah

Yang pertama diawali dengan buku Palung Tradisi (2019). Lalu setelah PKT #1 dihasilkan buku Temanten (2021), PKT #2 melahirkan Umbul Pasiraman (2023), PKT #3 melahirkan buku Ajari Aku Baduy (2024).

Baru saja sehari sebelum PKT #5 diluncurkan buku hasil PKT #4 berjudul Nyulam Kata di Tanah Lada, di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Jakarta, 10 Juli 2025. (https://pojoktim.com/ppi-luncurkan-antologi-nyulam-kata-di-tanah-lada-di-pds-hb-jassin/)

Ditambahkan Manajer Program Devie Matahari, PKT akan menjadi agenda yang terus mengawal komitmen PPI ke depan yang mampu menggabungkan upaya melestarikan tradisi di Indonesia yang ingin sekali dijelajahi setiap tahun.

BACA JUGA: Tujuh Buku Puisi Esai Denny JA dalam Heptalogi Rekam Sejarah Dunia

Agenda itu sekaligus menegaskan kepada para anggotanya yang terlibat dalam penulisan puisi dan karya sastra lainnya untuk sekaligus melakukan riset sehingga akan membuahkan hasil yang dapat diangkat kualitasnya.

”Jadi ini bukan pulang kampung biasa. PPI ingin mengunjungi kampung di mana pun seolah tanah kami sendiri. Dari pulang itu kami membawa oleh-oleh karya yang bersentuhan dengan tradisi,” kata Devie.

Pada hari kedua, seluruh peserta bertolak ke Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Ngadas adalah sebuah desa yang merupakan salah satu dari 36 desa Suku Tengger yang tersebar dalam empat kabupaten/kota.

BACA JUGA: Memperingati Hari Puisi Nasional, Inilah 7 Penyair Indonesia dengan Karyanya

Di situ peserta diharapkan akan lebih dekat dengan tradisi yang berkembang di masyarakat setempat. Di antaranya menelisik tradisi petekan yang masih dipegang teguh oleh masyarakat terutama para perempuan di desa tersebut.

Ritual yang bertujuan untuk menjaga kesucian dan menghindari kehamilan di luar nikah. Tradisi ini melibatkan pemeriksaan fisik pada perempuan untuk memastikan mereka masih perawan. Kegiatan dilanjutkan dengan menggelar sarasehan terkait petekan bersama penutur tradisi setempat. 
Iin Zakaria (kiri) yang excited berbagi pengalamannya dalam menulis puisi pada event Pulang ke Kampung Tradisi (PKT). -PPI-PPI

Dari Ngadas, bergeser ke Padepokan Seni Mangun Dharmo, di Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang untuk menggelar Pergelaran Seni Budaya khas PPI dan memadukan unsur tradisi di Tumpang sekaligus menginap di tempat tersebut.

BACA JUGA: Workshop Fotografi Eksotika Bromo 2025: Memotret Alam, Budaya, dan Kesadaran

Pada hari ketiga, PKT diakhiri dengan mengunjungi Candi Jago setelah melihat Candi Kidal dan Singosari pada Hari Kedua. ”Dari Candi Jago, rombongan menggelar penutupan resmi dengan bedah karya buku puisi Nyulam Kata di Tanah Lada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: