Tatkala Mahasiswa Lintas Negara Bangun Potensi Desa di Mojokerto (1): Gugah Kesadaran Lewat Bersih Sungai

Tatkala Mahasiswa Lintas Negara Bangun Potensi Desa di Mojokerto (1): Gugah Kesadaran Lewat Bersih Sungai

Mahasiswa lintas negara memungut sampah dan ranting-ranting pohon yang sudah ditebang di sungai Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Sabtu, 26 Juli 2025.-PCU for Harian Disway-

Pengalaman tinggal di desa dengan mahasiswa lintas negara juga menjadi momen tak terlupakan bagi mahasiswa asal Korea Selatan, Kim Hui Jeong.

Mahasiswa Dongseo University itu kali pertama berkunjung ke Indonesia. “Kesannya sungguh luar biasa. Makanannya sangat lezat, orang-orangnya ramah. Menurut saya, ini adalah pengalaman yang sangat berkesan,” ujar Kim.

BACA JUGA:Berbagai Cara PCU Transformasi Gang Dolly, Dari Eks Lokalisasi jadi Sentra Kreatif

BACA JUGA:Kolaborasi Mahasiswa PCU dan SUTD Hadirkan Solusi di Gunung Anyar

Sebagai peserta iCOP, Kim aktif mengikuti kegiatan sosial bersama mahasiswa dari berbagai negara. Di hari-hari terakhir program, Kim dan rekannya dari Korsel berencana mengajar anak-anak desa tentang budaya Korea.

“Misalnya melalui permainan tradisional, seperti membuat kaca buatan sendiri dan beberapa permainan khas Korea lainnya. Kami sangat bersemangat,” tuturnya.

Para mahasiswa itu akan mengikuti program iCOP selama 25 hari. Terhitung sejak 16 Juli-9 Agustus 2025. Tahun ini, sebanyak 152 mahasiswa dari enam negara Ikut program iCOP di Kabupaten Mojokerto.

Mereka tersebar di enam dusun, lima desa, dan tiga kecamatan untuk belajar kearifan lokal. Sekaligus berkontribusi dalam sekitar 30 program kegiatan, baik fisik maupun non-fisik, termasuk bidang budaya.

Ketua iCOP 2025 Denny Tri Haryanto mengatakan, tahun ini mengusung Transforming Society. Fokusnya pada pemberdayaan potensi desa dan pelestarian budaya lokal.

BACA JUGA:PCU Resmikan Fakultas Kedokteran Gigi, Siapkan Lulusan Adaptif Teknologi

BACA JUGA:eJourney, Platform Belajar Digital Berbasis AI Buatan PCU yang Siap Distrupsi Pendidikan Konvensional

Program iCOP enam desa itu bersifat multiyears. Artinya, KKN di desa-desa tersebut akan dilakukan selama tiga tahun. Sampai potensi desa dapat terangkat dan berkembang.

”Kami ingin memastikan setiap program yang kami rencanakan benar-benar menjadi solusi atas permasalahan di desa,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: