Pembunuhan Suami oleh Istri di Kalimantan Selatan (Kalsel): Berebut Relasi Kuasa

Pembunuhan Suami oleh Istri di Kalimantan Selatan (Kalsel): Berebut Relasi Kuasa

ILUSTRASI Pembunuhan Suami oleh Istri di Kalimantan Selatan (Kalsel): Berebut Relasi Kuasa-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dalam masyarakat yang secara struktural dan sosial dirancang untuk membuat kita menyalahkan korban (perempuan), menyajikan mereka dengan cara seperti dalam buku yang akan kita ungkap ini, membangkitkan empati dan, yang terpenting, kredibilitas.

Buku yang diulas berjudul The Furies: Three Women and Their Violent Fight for Justice. Karya penulis pemenang Emmy Award, Elizabeth Flock. Mengungkap kisah tiga perempuan korban KDRT, yang tidak hanya membela diri, tetapi juga melawan. 

Tiga perempuan itu, pertama, Brittany Smith, ibu muda dari Stevenson, Alabama, Amerika Serikat (AS). Dia membunuh pria yang katanyi telah memerkosanyi. 

Kedua, Angoori Dahariya, pemimpin geng di Uttar Pradesh, India, yang berkomitmen membalas dendam atas korban kekerasan dalam rumah tangga yang dia alami.

Ketiga, Cicek Mustafa Zibo, pemimpin milisi perempuan yang memerangi ISIS di Suriah. 

Penulis buku itu, Elizabeth Flock, ternyata juga pernah jadi korban pemerkosaan saat masih remaja.

Flock: ”Saya terobsesi dengan sosok-sosok perempuan yang menjadi vigilante dalam budaya pop dan mitologi untuk waktu yang lama.” 

Dilanjut: ”Saya selalu membaca cerita-cerita tentang perempuan yang melakukan kekerasan terhadap laki-laki yang telah berbuat jahat kepada mereka.” 

Dilanjut: ”Butuh waktu sangat lama bagi saya untuk menyadari, bahwa itu karena pengalaman pribadi saya. Dan, pengalaman dari begitu banyak perempuan yang saya kenal.”

Flock memulai buku itu dengan kisah pribadi dia di awal usia dua puluhan. Waktu itu dia (dari AS) tamasya ke Roma, Italia, bersama beberapa teman. Tiba di Roma, mereka dipandu seorang pria, pemandu lokal.

Mereka mengakhiri tur dengan pergi ke sebuah bar. Yang Flock ingat selanjutnya adalah terbangun di tempat tidur si pemandu wisata itu, dan mendapati dirinyi diperkosa. 

Flock: ”Saya telah menghabiskan 15 tahun terakhir tidak merasa nyaman dengan tubuh saya, dengan kulit yang dulu saya anggap sebagai perlindungan.” 

Dilanjut: ”Sering kali, saya bertanya-tanya bagaimana pagi itu, dan hidup saya setelahnya, akan berbeda jika saya memiliki akses ke pisau atau pistol.”

Dari kisah tiga perempuan di buku The Furies, paling menarik (menurut penulis Independent) adalah kisah Brittany Smith. Kisah Smith sampai difilmkan tayang di Netflix, 2022, sebagai film dokumenter. 

Inti kisahnya, pada 2013, di rumahnyi di Alabama, Smith menerima tamu pria bernama Todd, penjual anak anjing. Setelah transaksi pembelian anak anjing, mereka ngobrol di ruang tamu rumah itu. Si tamu suka minum alkohol dan disuguhkan minuman yang dimaksud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: