ARTSUBS 2025, Tafsir Seni Dunia Material

ARTSUBS 2025, Tafsir Seni Dunia Material

MUSEUM 5 MINGGU, ARTSUBS 2025 berlangsung pada 2 Agustus hingga 7 September 2025. -Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Bioball-bioball itu disusun dalam tiga bidang lingkaran berukuran besar. Satu bagian, di tengah, berwarna putih. Dua lainnya berwarna hitam.

"Karya saya ini berjudul Infinite Nexus atau keterhubungan tak terbatas. Bahwa kita sebagai manusia selalu terhubung dengan alam semesta, sesama mahluk, dan Tuhan," ungkapnya. Karya itu pun dapat diinterpretasikan dalam kaitannya tentang filosofi Hindu "Atman-Brahman".

BACA JUGA:ARTSUBS 2025, Merayakan Material Ways di Tengah Ledakan Konsumsi dan Teknologi

Bahwa lingkaran putih berukuran besar tersebut adalah representasi Brahman sebagai penyebab segala sesuatu.


KOSMOS DIMENSI TIGA: AIR karya Agus Putu Suyadnya dalam ARTSUBS 2025.-Christian Mazmur-HARIAN DISWAY

Percikan sucinya mewujud menjadi segala mahluk penghuni alam. Mahluk yang telah mencapai pencerahan spiritual, memiliki pancaran-pancaran yang hampir menyerupai Brahman. 

Namun, warnanya tetap hitam. Itu terwujud dalam lingkaran sebelah kiri. Di situ terdapat sudut-sudut menyembul yang hampir serupa dengan lingkaran putih. Karena bagaimana pun, mahluk tersebut tak bisa menyamai kebesaran-Nya. 

BACA JUGA:Diskusi Dua Perupa, Hanafi dan Kibo di ARTSUBS, Pertanyakan Seni dalam Dimensi yang Tampak dan Tidak Tampak

Sedangkan lingkaran hitam sebelah kanan tampak polos, tanpa sudut-sudut menyembul. Itu dapat disebut sebagai representasi manusia dan mahluk lain yang belum mencapai pencerahan.

Karya lainnya adalah milik Agus Putu Suyadnya berjudul Kosmos Dimensi Tiga: Air. Seorang manusia berpakaian astronot dengan visual semesta di kaca helmnya. Ia berada dalam lingkungan yang hijau dengan ikan-ikan di sekeliling.

"Figur dalam karya saya berada dalam aquascape, atau seni hias akuarium. Bahwa manusia selalu rindu dengan segala sesuatu yang bersifat relaksasi, spiritual, dan semacamnya. Maka, mereka selalu membuat replika," ujar Agus. 

BACA JUGA:Water Temple Paradox dalam ARTSUBS, Representasi Kibo terhadap Paradoks Sebuah Perayaan

Namun, karya itu juga dapat diterjemahkan sebagai upaya manusia mencapai kesadaran untuk memahami jagad makrokosmos, buana agung. Perlu upaya keras untuk mencapai itu. 

Yang terkadang bila seseorang meyakini bahwa ia telah berada dalam tingkat spiritual dan menganggap telah mencapai kesadaran makrokosmos, ia sebenarnya masih berada dalam tahap kedirian. Jagad mikrokosmos atau buana alit-nya masih dikungkung oleh halusinasi serta keinginan-keinginan.

Karya lainnya adalah milik Made Kenak Dwi Adnyana. Judulnya, Human Activity. Karya itu terbagi dua bagian: kehidupan manusia (sisi kiri) dan satwa. Keduanya berlatar hitam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: