Dukun Pengganda Uang dari Tegal, Jateng: Pernah Bunuh Sembilan Orang

Dukun Pengganda Uang dari Tegal, Jateng: Pernah Bunuh Sembilan Orang

ILUSTRASI Dukun Pengganda Uang dari Tegal, Jateng: Pernah Bunuh Sembilan Orang.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Simata adalah orang biasa (bukan dukun, tidak bisa melihat makhluk halus). Sikerei merupakan orang yang telah mengalami pengalaman transformatif dan punya kemampuan: bisa melihat roh. 

Singh: ”Saya telah mengalami banyak hal sejak malam di Indonesia, ketika aka manai menceritakan hal ini kepada saya. Saya ada di sana ketika seorang kali pertama melihat roh, ketika ia dan para sikerei lainnya menangis ketika melihat ayah mereka yang telah meninggal berputar-putar di sekitar mereka.” 

Dilanjut: ”Saya telah menghadiri tujuh upacara penyembuhan, menyaksikan penyembelihan puluhan babi untuk mengiringi tarian di malam hari. Namun, obrolan dengan aka manai yang berwajah ramah itu, lebih dari pengalaman lainnya, memperkuat pemahaman saya tentang sikerei khususnya dan perdukunan secara umum.”

Apa itu dukun?

Singh: ”Dukun, termasuk sikerei yang saya kenal di Indonesia, adalah penyedia jasa. Mereka berspesialisasi dalam penyembuhan dan ramalan. Jasa mereka dapat berkisar dari mengakhiri kekeringan hingga mengembangkan bisnis. Seperti semua spesialis sihir, mereka mengandalkan mantra dan benda-benda gaib. Tetapi, yang membuat dukun istimewa adalah mereka menggunakan trans.”

Trans adalah kondisi psikologis asing di mana seorang praktisi dikatakan terlibat dengan hal-hal supernatural. Beberapa trans melibatkan imobilisasi total; yang lain muncul sebagai kejang-kejang yang menjulurkan lidah. 

Di beberapa kelompok di Amerika Selatan, dukun memasuki trans dengan menghirup bubuk halusinogen, mengubah diri mereka menjadi seolah-olah seperti makhluk halus yang merayap dan tak dapat dipahami.

Namun, Singh tidak menyebut dukun pengganda uang. Risetnya di Mentawai itu adalah kajian antropologi. Ilmu tentang manusia di masa lalu. Bahwa di zaman modern ini masih ada praktik purba itu. Bukan meneliti praktik perdukunannya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: