Maulid Nabi dan Berbagai Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama

Maulid Nabi dan Berbagai Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama

Ilustrasi Anak-Anak sedang Melantunkan Selawat Nabi dalam Rangka Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.-mufidpwt -Pixabay

Mereka tidak melihatnya sebagai ibadah ritual. Melainkan sebagai ekspresi kecintaan dan cara untuk mengingat kembali ajaran serta akhlak mulia Nabi.

BACA JUGA:6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Negara

Mereka berargumen bahwa Islam sangat fleksibel dalam hal-hal yang tidak diatur secara eksplisit. Asalkan tidak bertentangan dengan syariat.

Perayaan Maulid Nabi dianggap sebagai salah satu cara untuk menyebarkan ajaran Islam dan memperkuat ikatan umat.

Mereka mencontohkan amalan-amalan lain yang tidak ada di zaman Nabi. Seperti pengumpulan Al-Qur'an dalam satu mushaf, yang dianggap sebagai bid'ah hasanah karena tujuannya baik. Pun, tidak bertentangan dengan ajaran pokok. Tujuan utama Maulid Nabi adalah membangkitkan kembali semangat umat untuk meneladani Nabi.

BACA JUGA:Long Weekend Maulid Nabi 2025: Jadwal Libur dan Perbedaan Tanggal Antara NU dan Muhammadiyah

3. Sejarah Awal Perayaan Bukan Berasal dari Zaman Nabi


Ilustrasi Tarian Sufi yang di Beberapa Daerah digunakan untuk Mengiringi Lantunan Selawat Nabi dalam Merayakan Maulid Nabi. -klimkin -Pixabay

Anda sudah tahu, perayaan Maulid Nabi tidak terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW. Menurut sumber dari Nahdlatul Ulama (NU), perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dilakukan oleh Sultan Salahuddin al-Ayyubi di Mesir, yaitu pada abad ke-12.

Popularitasnya terus meningkat. Hingga menjadi tradisi yang dirayakan secara global. Bagi pendukung, fakta sejarah itu menjadi bukti adaptasi Islam terhadap perkembangan zaman.

Sementara penentang tradisi itu melihat tradisi itu sebagai tradisi baru yang tidak ada dasar syar'inya.

BACA JUGA:Khofifah dan Eri Cahyadi Hadiri Ta’dzim Maulid Nabi Muhammad di GOR Bung Tomo, Syekh Afeefuddin Doakan Khofifah

4. Mengutamakan Persatuan

Terlepas dari perdebatan yang ada, satu hal yang seharusnya menjadi fokus adalah hikmah di balik Maulid Nabi. Perbedaan pendapat itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk memecah belah umat Islam.

Baik yang merayakan maupun tidak, keduanya memiliki niat yang sama. Yaitu mencintai dan menghormati Nabi Muhammad SAW.

Berdasarkan situs Yaqeen Institute for Islamic Research dalam salah satu artikelnya menekankan bahwa fokus utama harusnya adalah pada akhlak dan ajaran Nabi.

BACA JUGA:Pengunjung KBS Membeludak Selama Libur Panjang Maulid Nabi, Anak Gajah Rocky Jadi Magnet Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber