Sekeluarga di Indramayu Ditanam di Pekarangan: Telapak Kaki Menyembul

Sekeluarga di Indramayu Ditanam di Pekarangan: Telapak Kaki Menyembul

ILUSTRASI Sekeluarga di Indramayu Ditanam di Pekarangan: Telapak Kaki Menyembul.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dalam kondisi begitu, polisi menemui jalan buntu. Polisi pasti melacak sinyal HP para korban. Namun, hasilnya tidak diumumkan. Polisi selalu berteori, makin banyak informasi yang diumumkan bakal membuat pelaku makin sulit dilacak.

Tarno: ”Beberapa barang bukti kami amankan. Sebuah cangkul, ember plastik kecil, selembar seprai warna biru di mana terdapat bercak darah, dan selembar terpal juga warna biru terdapat bercak darah juga.”

Selasa, 2 September 2025, sekitar pukul 02.00 WIB, mobil korban ditemukan polisi. Mobil itu terkunci, parkir di pinggir jalan Desa Babadan, Kecamatan Sindang, Indramayu. Lokasi tersebut sekitar 3 kilometer dari rumah korban di Jalan Siliwangi.

Polisi menghubungi pihak keluarga korban, kemudian membuka pintu mobil dengan kunci cadangan. Di dalam mobil ditemukan STNK mobil tersebut atas nama Sahroni.

Sahroni sekeluarga dimakamkan di Desa Sindang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Rabu siang, 3 September 2025. Makam mereka berjajar lima. Ratusan pelayat mengantarkan ke permakaman. 

Kasus itu ditangani gabungan tiga institusi Polri: Polres Indramayu, Polda Jabar, dan Bareskrim Mabes Polri. Tingkat kesulitan pengungkapan kasus tersebut cukup tinggi.

Polisi akan menyelidiki orang terakhir yang bertemu Sahroni, berdasar kesaksian penjual ayam goreng. Juga, pastinya, jejak pelaku di sekitar TKP. Sidik jari atau DNA pada beberapa barang bukti yang sudah diamankan. 

Polisi cuma mengatakan, mereka fokus menyelidiki orang dekat korban. Baik pihak kerabat maupun sahabat korban. Polisi menduga, pelaku adalah orang yang dikenal korban. Indikatornya, tidak ditemukan kerusakan di pintu atau jendela rumah.

Seandainya itu perampokan, mengapa mobil korban ditinggalkan di pinggir jalan? Juga, mengapa pelaku membunuh semua korban? Bayi usia 10 bulan itu, seumpama jadi saksi mata, toh belum bisa bicara. Mengapa dibunuh?

Kecil kemungkinan itu perampokan dengan pembunuhan. Polisi sengaja mengumumkan menduga itu perampokan sebagai strategi tertentu. Biar pelaku yang mengikuti pemberitaan kasus tersebut merasa aman di tempat persembunyian. Biar mereka tidak menyulitkan polisi. 

Polisi belum memerinci harta korban yang hilang, kecuali HP. Soal harta korban yang hilang memang butuh waktu untuk mengetahui. Sebab, sekeluarga itu meninggal semua. Kerabat mereka belum tentu tahu persis harta korban.

Jadi, bisa saja pelaku menganggap mobil Camry buatan tahun 2000 itu kurang bernilai. Sebaliknya, jika mobil dijual, berpotensi terlacak polisi. Dengan begitu, mobil dibuang. Tapi, kemungkinan perampokan sangat kecil. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: