Sekeluarga di Indramayu Ditanam di Pekarangan: Telapak Kaki Menyembul

ILUSTRASI Sekeluarga di Indramayu Ditanam di Pekarangan: Telapak Kaki Menyembul.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Ini kasus pelik bagi polisi. H Sahroni, 75, sekeluarga terkubur di satu titik di rumah mereka di Jalan Siliwangi 52, Indramayu, Jabar, Senin, 1 September 2025. Terdiri atas Sahroni; anaknya, Budi, 45; istri Budi, Euis, 40; serta dua anak perempuan Budi-Euis, yakni R, 7, dan B, 10 bulan. Polisi menduga itu pembunuhan. Tanpa saksi mata.
KASUS itu menggegerkan warga Indramayu. Sekeluarga tersebut dikenal para tetangga sebagai orang baik. Sahroni yang pensiunan pegawai bank rajin salat di masjid dekat rumahnya. Budi dan Euis juga dikenal baik.
Rumah keluarga itu megah, dua lantai. Tampak pilar-pilar kokoh di teras depan menopang teras lantai dua. Posisinya di pinggir jalan raya. Rumah tersebut cuma ditinggali mereka, tanpa orang lain.
BACA JUGA:Pembunuhan dengan 78 Tikaman di Lampung: Dulu Pelaku Jadi Korban
BACA JUGA:Perampokan dan Pembunuhan di Pujon, Malang: Pelajari Taktik Perampok
Kronologi penemuan lima mayat itu diceritakan Ema, adik kandung Sahroni. Ema tidak tinggal di sana, tetapi dia sering bertandang ke situ. Rumah Ema di Indramayu juga, tak jauh dari rumah Sahroni.
Sejak Sabtu, 30 Agustus 2025, Ema kesulitan untuk menghubungi HP Sahroni. Dikirimi pesan WA, juga tak terjawab. Ema lalu menelepon Budi, juga Euis. Hasilnya pun nihil. Sampai Senin, dia curiga, lalu mendatangi rumah Sahroni. Rumah itu sepi.
Senin sore, 1 September 2025, Ema memasuki pintu gerbang (mungkin dia punya kuncinya). Namun, dia tidak bisa masuk ke rumah yang terkunci. Suasana sepi. Tak terdengar celoteh anak-anak di dalam rumah. Dia berjalan ke halaman samping rumah menuju halaman belakang.
BACA JUGA:Ucapan Korban Picu Pembunuhan di Ponorogo: Doakan Mertua Cepat Mati
BACA JUGA:Pembunuhan Cucu Businessman Top di Manado: Pihak Korban Maafkan Pelaku
Di belakang dia melihat gundukan tanah di bawah pohon nangka. Tampak tanah berserakan. Setelah mendekat, dia menjerit histeris. Tampak telapak kaki seperti menyembul dari dalam tanah. Dia berteriak minta tolong tetangga.
Tetangga berdatangan, mereka mengamati itu. Benar. Telapak kaki di permukaan tanah, batang kaki tertanam di dalam tanah. Maka, warga langsung lapor polisi. Tim polisi tiba dan mengolah TKP.
Area telapak kaki itu digali tim polisi. Bau busuk menyengat. Digali lebih dalam, tampaklah mayat Sahroni yang segera dikenali Ema dan para tetangga. Polisi menggali lebih dalam lagi.
BACA JUGA:Pembunuhan Antarteman, Dibacok Celurit di Bandung: Mengapa Remaja Membunuh?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: