Peringati HUT Ke-6 KJJT: Gelar Diskusi Etika dan Hukum Jurnalis

Anggota KJJT yang serius menyimak diskusi.-Humas KJJT-
HARIAN DISWAY - Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) terus meningkatkan kemampuan para anggotanya yang tersebar di Jawa Timur. Seperti yang dilakukan untuk memperingati hari jadinya yang ke enam, Sabtu, 6 September 2025.
Digelar di Java Paragon hadir sejumlah narasumber untuk berdiskusi dan sekitar 100 anggota hadir. Mereka adalah Muhammad Taufik S.ikom, SH MH, dosen dari Universitas Unitomo Surabaya dan Yusri Raja Agam, jurnalis senior di Jawa Timur. Suasana santai tapi serius dalam diskusi yang membahas problem di lapangan.
Salah satunya dikatakan oleh Ismail atau yang biasa disapa Cak Mail dari Pamekasan Madura. Dia menanyakan kewajiban UKW sebagai syarat untuk meliput di pemerintahan. Mail mengatakan kasus tersebut terjadi di Pamekasan yang melarang wartawan tidak ber-UKW untuk meliput kegiatan pemerintahan.
Salah satu alasan tidak mengambil UKW, Mail mengatakan biaya yang harus dikeluarkan cukup mahal baginya yang bekerja di media rintisan. Krisna, jurnalis dari Jombang membantu memberi jawaban. Menurut Krisna, kontributor TVRI, biaya bisa dicarikan solusi dengan menjalin kerja sama dengan instansi pemerintahan.
BACA JUGA:KJJT Banyuwangi dan Pokdarwis Pawon Jaya Tanam Puluhan Cemara di Pantai Wonosari
BACA JUGA:M Irfan Ilmie, Wartawan Indonesia, Mengungkap Fakta Uighur Lewat Buku Kesaksian
Cara tersebut diakui Krisna sudah dilakukan beberapa kali di Jombang yang mengajak pemkab untuk membantu proses UKW. “Yang penting dikomunikasikan dengan baik. Pasti ada jalan,” terang Krisna.
Ketua KJJT Ade S Maulana menambahkan, selama ini KJJT juga terus menggalang kerja sama dengan lembaga lain untuk menggelar UKW. Termasuk beberapa kali menjalin komunikasi dengan lembaga UKW Unitomo. “Kita sedang mencari cara bagaimana agar para anggota bisa mengikuti UKW dengan biaya murah. Syukur-syukur bisa gratis,” terang Ade lagi.
Tentang ancaman UU ITE yang selama ini sering dijeratkan kepada wartawan, Muhammad Taufik memberikan saran agar tetap mengedepankan keseimbangan. “Istilah di dunia media adalah cover bothside. Seimbang dari dua belah pihak,” terang Taufik lagi.
Jawaban Taufik ini persis dengan tulisan pada kaus para anggota. Mereka kompak mengenakan kaus edisi HUT dengan tulisan "Cover Bothside" di bagian depan.
BACA JUGA:Saat Terdakwa Pembunuh Wartawan Itu Letoy
Selain diskusi, juga dipaparkan cerita pengalaman Yusri selama menjadi 50 tahun menjadi wartawan. Termasuk pernak pernik kendala selama liputan. Kisah yang dipaparkan Yusri menjadi catatan yang baik untuk seluruh anggota KJJT. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: