Mas Menteri Nadiem Makarim, Jejak Perjalanannya dari Gojek ke Go Jail

Mas Menteri Nadiem Makarim, Jejak Perjalanannya dari Gojek ke Go Jail

ILUSTRASI Mas Menteri Nadiem Makarim, Jejak Perjalanannya dari Gojek ke Go Jail.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Sebagai pejabat yang pernah menggaungkan program Merdeka Belajar, Nadiem Makarim kini menghadapi ironi. Program yang semula ditujukan untuk memajukan pendidikan justru menyeret namanya dalam kasus besar yang mencoreng citra reformasi pendidikan nasional.

Kini perjalanan karier Nadiem Makarim terlihat kontras dengan kondisi yang dihadapi sekarang. Dari sosok visioner pendiri startup decacorn hingga menteri yang membawa jargon inovasi, kini ia harus berhadapan dengan jeruji besi (go jail). 

Transformasi itu menjadi refleksi bahwa integritas dalam kepemimpinan publik jauh lebih penting daripada sekadar popularitas atau kesuksesan di sektor swasta. Publik berharap agar kasus itu menjadi pelajaran penting bagi generasi pemimpin berikutnya.

ROLE MODEL

Ada pemeo klasik yang mengatakan, sebaik apa pun seseorang bila masuk ke birokrasi kekuasaan akan terjerembap masuk ke dalamnya. 

Banyak yang menyayangkan ketika di puncak ketenaran, Nadiem justru mau menerima jabatan yang mengharuskan ”tersingkir” dari habitatnya, yakni bisnis berbasis digital. 

Padahal, perusahaan rintisan yang dibangun Nadiem itu telah menjadi menjelma menjadi decacorn, sebuah julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas USD10 miliar. 

Keberhasilan membangun Gojek membuat Nadiem disebut-sebut menjadi salah seorang terkaya di RI berdasar laporan Globe Asia pada pertengahan 2024, dengan total harta USD100 juta. 

Apa yang ditampilkan oleh sosok Nadiem merupakan role model seorang eksekutif muda yang sukses membangun lanskap bisnis berbasis teknologi digital yang mengubah pola pikir model bisnis konvensional. 

Gojek memiliki visi mendorong perubahan agar sektor transformasi sektor informal seperti ojek yang konsep kerjanya serabutan dengan pendapatan yang tidak menentu bisa bertransformasi secara profesional dengan pendapatan lebih baik. 

Transformasi model bisnis yang dirintis Nadiem itu menurut Clayton M. Christensen, profesor Harvard Business School yang terkenal dengan teori dilema inovasi, mengungkapkan bahwa inovasi adalah hal penting dalam strategi bisnis. 

Christensen berpendapat bahwa perusahaan perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis. Inovasi yang sukses dapat memberikan peluang baru dan melindungi perusahaan dari kejatuhan karena perkembangan teknologi dan perubahan pasar yang begitu cepat. 

Nadiem pun mampu menunjukkan bahwa pergeseran pola bisnis ojek konvensional ke arah model berbasis aplikasi digital sukses menge-drive sekaligus merombak cara-cara klasik sebuah organisasi korporasi dalam mengeksplorasi semua sumber daya dan leverage yang dimiliki untuk meraih keuntungan yang maksimal. 

Gojek adalah panggung Nadiem untuk mengeksplorasi konsep bisnisnya yang visioner yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Dua puluh tahun yang lampau, ketika hendak bepergian, kita harus aktif bergerak mencari moda transportasi agar bisa mengantarkannya ke tempat tujuan. 

Akan tetapi, dengan Gojek, kita tak perlu repot-repot berjalan mencari taksi atau ojek pangkalan. Cukup dengan satu sentuhan jari pada aplikasi Gojek sambil rebahan, kendaraan yang kita inginkan menghampiri sendiri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: