Perbedaan Spiritualitas Antargenerasi

ILUSTRASI Perbedaan Spiritualitas Antargenerasi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
PEMBAHASAN tentang manajemen kepemimpinan yang efektif seolah tak kunjung usai. Berbagai konsep telah dimunculkan untuk membahas determinan kepemimpinan yang efektif, sifat pemimpin yang efektif, perilaku yang efektif, hingga pengukuran pemimpin yang efektif.
Pembahasan kepemimpinan juga senantiasa berkembang mengikuti perkembangan zaman yang sering kali belum banyak terjadi di masa lalu.
Salah satu isu yang membuat pergeseran kepemimpinan yang efektif adalah perubahan generasi dan disparitas antargenerasi.
Berdasar data BPS 2024, jumlah generasi X (lahir 1965–1980) diperkirakan sekitar 18,5% –27% dari total populasi; generasi Y atau milenial (lahir 1981–1996) diperkirakan sekitar 25,87%–33% dari total populasi; adapun generasi Z (lahir 1997–2012) diperkirakan sekitar 25,69%–27,94% dari total populasi.
Usia produktif itulah yang dianggap menjadi bonus demografi bagi Indonesia yang harus dapat dikelola dengan baik agar tidak menjadi bencana demografis.
Saat ini, tahun 2025, angkatan kerja didominasi generasi milenial (lahir awal 1980-an hingga pertengahan 1990-an) dan generasi Z (lahir setelah 1997). Jumlah baby boomer dan gen X menurun secara signifikan di pasar kerja.
Milenial diperkirakan mengisi tiga per empat pasar kerja global, dengan proporsi generasi Z makin bertambah.
Adanya generasi yang berbeda di dunia kerja itu selanjutnya dapat memunculkan kesenjangan dan konflik akibat adanya perbedaan, pengetahuan, wawasan, nilai-nilai, dan budaya. Apalagi, itu didorong oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Percepatan transformasi teknologi telah menjadi faktor dominan dalam membentuk pola pikir dan perilaku generasi kontemporer. Generasi milenial, gen Z, dan alfa mengalami pertumbuhan dalam konteks zaman yang berbeda, yang menyebabkan mereka menghadapi tantangan serta peluang yang unik.
Faktor sosial, budaya, dan ekonomi memiliki peran krusial dalam membentuk karakteristik adaptasi setiap generasi terhadap perubahan zaman.
Teknologi digital, sebagai pusat interaksi dan komunikasi modern, memberikan dampak yang beragam terhadap ketiga generasi ini, menciptakan dinamika yang berbeda dalam pola pikir, gaya hidup, serta cara mereka berpartisipasi dalam masyarakat digital.
Marc Prensky membuat kategorisasi perbedaan deskriptif generasi yang menarik. Generasi milenial, yang lahir pada masa transisi menuju era digital, sering disebut sebagai ”imigrant digital” karena mereka tumbuh di lingkungan saat teknologi canggih seperti internet atau smartphone belum sepenuhnya tersedia pada masa kecil mereka.
Sebaliknya, gen Z, yang lahir dan tumbuh bersama teknologi, telah mengadopsi identitas sebagai ”native digital”.
Sementara itu, generasi alfa tidak hanya terbiasa dengan teknologi sejak lahir, tetapi juga menganggap teknologi sebagai bagian integral dari kehidupan mereka –mulai interaksi sehari-hari hingga keterlibatan dengan kecerdasan buatan dan otomatisasi (McCrindle Research, 2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: