Pelaku Pembantaian Sekeluarga di Indramayu Dibekuk: Kekejaman yang Irasional

ILUSTRASI Pelaku Pembantaian Sekeluarga di Indramayu Dibekuk: Kekejaman yang Irasional.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Senin, 25 Agustus 2025, saat R mengemudi dalam perjalanan untuk mengembalikan mobil, di tengah jalan mobilnya mogok. Lalu, R minta uang sewa dikembalikan karena mobil mogok. Budi menolak mengembalikan. R dendam kepada Budi.
Rabu, 27 Agustus 2025, R menelepon temannya, P, mengajak untuk bersama-sama membunuh Budi dengan janji imbalan Rp100 juta. P pun mau. Kemudian, mereka merancang rencana pembunuhan itu.
Kamis, 28 Agustus 2025, sekitar pukul 23.00 WIB, R dan P mendatangi rumah Budi. Niat mereka membunuh Budi. Kebetulan saat itu Budi belum tidur. Mereka ketemu dan ngobrol. Topiknya, R mengajak Budi kerja sama bisnis, jadi agen minyak goreng.
Budi menyambut antusias. Mereka bertiga ngobrol di ruang tamu. Sementara itu, seluruh penghuni rumah itu sudah tidur. Mereka adalah Sahroni, Euis, Ratu, dan Bela.
Ketika obrolan mengerucut ke teknis jadi agen minyak goreng, R bertanya kepada Budi soal rencana tempat yang akan dijadikan gudang. Budi bilang, ada tempat cukup luas di rumah itu yang bisa dijadikan gudang. R mengatakan ingin melihat ruangannya.
Budi beranjak dari duduknya, mengajak para tamu masuk menuju ruangan yang dimaksud. Budi berjalan di depan, diikuti R dan P di belakangnya. Waktu itu sudah Jumat, 29 Agustus 2025, sekitar pukul 01.00.
Saat itulah R melihat pipa besi di rumah tersebut. Pipa diambil, lalu dihantamkan ke kepala Budi. Satu ayunan keras, kena kepala, Budi langsung tumbang tanpa jeritan. Dilanjut dengan hantaman berikutnya sampai Budi tak bergerak lagi.
R lalu masuk ke kamar. Ternyata itu kamar Sahroni. Ia sedang tidur. Sahroni dihajar pipa besi juga sampai tak bergerak.
R masuk ke kamar lainnya. Itu kamar Euis dan si bayi Bela yang juga tidur. Euis dibunuh juga. Seketika si bayi menangis. Lalu, bayi diambil P dibawa keluar kamar. Bayi itu ditenggelamkan di bak mandi di kamar mandi.
R menjelajah kamar lainnya. Di kamar berikutnya ada Ratu yang sedang tidur. Bocah itu langsung dihujani pipa besi sampai tewas.
Suasana hening. Seluruh penghuni rumah habis, mati. R membunuh empat orang, P membunuh bayi. Mereka lalu merapikan barang-barang yang berantakan. Mereka mencuri dari lemari uang Rp7 juta. Mencuri tiga HP. Mencopoti perhiasan emas pada bayi berupa anting dan kalung.
Lalu, mereka pergi, meninggalkan rumah itu. Mereka membawa besi alat bunuh (katanya dibuang ke sungai). Mereka mengunci rumah dan pagar halaman. Rumah itu di pinggir jalan raya sehingga tidak terpantau tetangga.
Anehnya, mereka meninggalkan dua mobil di garasi. Toyota Camry warna biru nopol E 1640 PH. Juga, Suzuki Carry warna putih nopol E 8093 PT. Mereka tidak mencuri mobil itu. Aneh.
Sabtu, 30 Agustus 2025, sekitar pukul 01.00, R dan P balik lagi ke rumah itu. Kali ini mereka membawa terpal plastik biru. Gunanya untuk menyeret lima jenazah itu dari dalam rumah menuju ke halaman belakang. Sebelumnya, R sudah melihat ada lubang bekas galian di halaman belakang. Lima jenazah diarahkan ke sana.
Namun, lubang itu tak cukup untuk mengubur lima mayat. Lubang diperlebar dengan cangkul oleh R dan P. Akhirnya lima mayat itu dimasukkan ke sana. Karena itu, telapak kaki Sahroni menyembul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: