Mutilasi 554 Potongan di Lidah Wetan, Surabaya: Dikubur di Gelap Malam

ILUSTRASI Mutilasi 554 Potongan di Lidah Wetan, Surabaya: Dikubur di Gelap Malam.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Eko menceritakan, perjuangan Setiawan merawat dan membesarkan dua anak perempuannya dipuji banyak orang di Lamongan. ”Bayangkan, Pak Setiawan dulu jualan es cendol, terus kurang laku. Beberapa tahun lalu ia ganti jualan sempol di depan Masjid Agung (Lamongan), agak lumayan laku.”
Setiawan dagang sempol berjaga di gerobak dorong bersama istri. Bertahun-tahun begitu. Untuk menghidupi dua anak, pertama Tiara dan adiknyi, Rani. Tiara lulus kuliah dari Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Madura, prodi manajemen. Rani kini kelas II SMAN 3 Lamongan.
Eko: ”Itu dilakukan Pak Setiawan demi anak-anaknya hidup layak, melebihi kondisi orang tuanya. Ternyata keadaannya seperti ini. Coba, apa enggak syok itu.”
Kisah sedih jalan hidup Tiara seolah dirasakan ratusan pelayat di pemakaman. Di gelap malam itu, para pelayat memberikan penerangan dari senter HP selama proses pemakaman. Sebagai simbol ikut merasa kehilangan orang baik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: