Mutilasi 554 Potongan di Lidah Wetan, Surabaya: Dikubur di Gelap Malam

Mutilasi 554 Potongan di Lidah Wetan, Surabaya: Dikubur di Gelap Malam

ILUSTRASI Mutilasi 554 Potongan di Lidah Wetan, Surabaya: Dikubur di Gelap Malam.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Mutilasi Pacar di Serang, Banten: Kontradiksi Tersangka dan Autopsi

Semua tulang itu dikumpulkan, dimasukkan peti mati putih. Tentu, serpihan itu sudah dibungkus kain kafan, supaya tidak bergeser bunyi glodakan saat peti dipanggul pengangkut jenazah nantinya.

Mengapa jumlah potongan tubuh sampai sebanyak itu? Atas kebencian seberapa dalam? Apakah kejiwaan tersangka Alvi menyimpang?

Dikutip dari data Archives of Forensic Medicine and Criminology, berjudul Homicides with corpse dismemberment in the material collected by the Department of Forensic Medicine, Krakow, Poland, diungkapkan tentang mutilasi di Polandia.

BACA JUGA:Pria Mutilasi Kekasih di Serang, Banten: Anak Kelahi dengan Waktu

BACA JUGA:Mutilasi Korban Hidup di Serang, Banten

Di situ disimpulkan lima hal. 

Pertama, motif paling umum mutilasi adalah memudahkan pembuangan tubuh korban bagi pembunuh.

Kedua, pembunuhan mutilasi paling sering dilakukan seseorang yang dekat dengan korban. Setidaknya korban kenalan pelaku. Sangat jarang oleh orang tak dikenal korban.

Ketiga, mutilasi hampir selalu dilakukan di tempat kejadian pembunuhan. Tujuan pelaku supaya praktis, tanpa dipindah-pindah. Sebab, mutilasi butuh sangat banyak gerakan.

BACA JUGA:Pria di Serang Mutilasi Kekasihnya yang Sedang Hamil, Potongan Tubuh Dibuang ke Sungai

BACA JUGA:Korban Dimutilasi saat Masih Hidup

Keempat, pembunuhan mutilasi umumnya tidak direncanakan pelaku.

Kelima, pemecahan tulang pada persendian tidak selalu menunjukkan pekerjaan pelaku. Misalnya, tidak selalu pelaku ahli anatomi tubuh. Siapa pun bisa asal alat potong memadai.

Tujuan pelaku mutilasi, berdasar pakar kriminologi pada 1918 sampai dengan 1987, cuma ada dua: defensif dan ofensif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: