Alasan Perempuan Menyukai Warna Pink: Sejarah, Faktor Psikologis dan Biologis

Alasan perempuan menyukai warna pink dari sisi historis, psikologis, dan biologis.-Freepik-
Studi yang dipimpin oleh Anya Hurlbert dari University of Newcastle melibatkan 200 laki-laki dan perempuan muda dari Inggris dan Tiongkok.
Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan cenderung memilih warna dengan nuansa kemerahan dibandingkan laki-laki.
Menariknya, temuan ini konsisten di lintas budaya, sehingga menandakan faktor biologis lebih dominan dibandingkan faktor etnis atau tradisi
BACA JUGA:Bloom & Mood, Warna Bunga dan Pengaruhnya pada Emosi
Mengapa demikian? Para peneliti mengaitkan hal ini dengan sejarah evolusi. Primata betina, yang dianggap nenek moyang manusia, memiliki penglihatan warna yang lebih baik dibandingkan primata jantan.
Hal itu memudahkan mereka memilih buah-buahan matang yang biasanya memang berwarna kemerahan. Dengan kata lain, preferensi terhadap warna kemerahan seperti pink, mungkin berasal dari naluri bertahan hidup yang diwariskan secara biologis.
Warna pink untuk perempuan, banyak fakta menarik yang perlu diketahui. -Suellen Alerquina-Pinterest
Budaya dan Naluri Manusia
Dari kedua sudut pandang tersebut, terlihat jelas bahwa kecenderungan perempuan menyukai warna pink bukanlah kebetulan.
BACA JUGA:7 Makna di Balik Warna Bunga Mawar, Dari Merah Hingga Putih
Ada interaksi antara budaya yang memberi label feminin pada pink. Juga faktor biologis yang membuat perempuan lebih peka terhadap warna hangat dan cerah.
Namun, penting untuk diingat bahwa preferensi warna tetap bersifat individual. Tidak semua perempuan menyukai pink. Pun, tidak semua laki-laki menolak warna tersebut.
Seiring berkembangnya kesadaran gender dan tren mode yang lebih cair, batasan warna berdasarkan gender pun mulai memudar.
BACA JUGA:Mengenal Petite, Wanita Bertubuh Mungil dan Busana yang Cocok
Dengan memahami latar belakang historis, psikologis, dan biologis dari fenomena itu, Anda bisa melihat bahwa kesukaan perempuan terhadap warna pink adalah hasil dari perpaduan naluri dan konstruksi sosial. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: