Cerita di Balik 2025 Chinese Culture Camp di Sekolah Xin Zhong, Surabaya (2): Siswa Menangis Berpisah dengan para Guru

Cerita di Balik 2025 Chinese Culture Camp di Sekolah Xin Zhong, Surabaya (2): Siswa Menangis Berpisah dengan para Guru

Kelas ansambel perkusi dj Chinese Culture Camp di Sekolah Xing Zhong, Surabaya.-Foto: Dokumentasi Sekolah Xin Zhong-

Chinese Culture Camp di Sekolah Xin Zhong, Surabaya, memang hanya 12 hari. Tapi 12 guru dari Tianjin itu sudah begitu dekat dengan 319 siswa dari 11 sekolah. Pentas penutupan camp begitu sukses dan memukau. Saat perpisahan adalah momen yang menyedihkan bagi para siswa dan guru-guru.

---

SERBA 12. Ada 12 guru seni dari berbagai kampus di Tianjin yang didatangkan. Mereka mendampingi peserta camp di 12 kelas pembelajaran. Belajar dan berlatih selama 12 hari hingga 12 September 2025. Keberhasilan camp itu bisa dilihat saat pentas penutupan pada Jumat, 12 September 2025 lalu di hadapan wali murid, tokoh-tokoh Sekolah Xin Zhong, dan tamu penting lainnya. 


Kelas wushu yang menyiapkan pementasan berjudul Pemuda Kungfu. -Foto: Dokumentasi Sekolah Xin Zhong-

Peserta camp bebas memilih kelas. Ada kelas seni lukis, wushu, opera Beijing, membuat kerajinan tangan, menyanyi, menari, ansambel perkusi, kuaiban (clapper talk), dan sebagainya. Pembelajaran dilakukan meenggunakan bahasa mandarin.

Hasil karya seni dari pembelajaran selama mengikuti camp masih disimpan di Sekolah Xin Zhong. Ketika Harian Disway mengunjungi sekolah pada 15 September 2025, karya seni itu masih ada di tembok-tembok sekolah dan salah satu ruangan.


Kelas seni melukis yang diikuti peserta camp kebudayaan Tionghoa.-Foto: Dokumentasi Sekolah Xin Zhong-

Kepada reporter Harian Disway Ilmi Bening, Emir Hikari Purwanto dan Yuime Fujiantoro, siswa Sekolah Xin Zhong, menceritakan pengalamannya selama mengikuti camp. Tentu sambil menunjukkan karya mereka.

BACA JUGA:Cerita di Balik 2025 Chinese Culture Camp di Sekolah Xin Zhong, Surabaya (1): Guru-Guru Tianjin Terkesan Bakat Siswa

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Syanne Helly Kepala Litbang Sekolah Xin Zhong, Surabaya: Jing Tian Ai Min

Emir Hikari Purwanto merupakan salah satu peserta yang mengikuti kelas seni lukis tradisional Tiongkok. Siswa kelas 12 itu menggunakan tinta hitam dan merah untuk membuat lukisannya. 


Emir Hikari Purwanto menunjukkan lukisan karyanya.-Foto: Ilmi Bening-Harian Disway-

Dua warna itu berpadu menjadi sebuah lukisan bertema Romansa. Guru seni lukisnya, Gao Lao Shi, mengajarkannya teknik dasar melukis dengan tinta dan kuas. "Tiap mengikuti kelas, saya bisa melukis di atas 2-3 kertas per hari. Ini salah satunya,” kata remaja berkaca mata itu sambil memperlihatkan lukisan seorang wanita.

Sejak kecil, Tobi –sapaan Emir Hikari Purwanto– memang hobi melukis. Sebelumnya, Tobi tidak pernah mengikuti kelas melukis atau menggambar secara khusus di sanggar seni. Ia belajar dari YouTube atau meniru gambar di buku. Kelas melukis itu adalah pengalaman pertama bagi Tobi. Gurunya memberikan kebebasan untuk berkarya.


Guru dari Tianjin mengajarkan tari Musim Bunga Mekar kepada peserta camp.-Foto: Dokumentasi Sekolah Xin Zhong-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: