FGD 13 Pesantren: Menjawab Tuntutan Pendidikan Islam Modern di Perkotaan

FGD 13 Pesantren: Menjawab Tuntutan Pendidikan Islam Modern di Perkotaan

Focused Group Discussion (FGD) 13 Pesantren bertajuk Layanan Sekolah Islam Modern yang digelar di salah satu hotel kawasan Tunjungan, Surabaya, Jumat, 19 September 2025-Istimewa-

HARIAN DISWAY – Perubahan demografi Indonesia dalam dua dekade mendatang diprediksi akan semakin didominasi masyarakat perkotaan.

Pada 2045, jumlah masyarakat urban diperkirakan menembus lebih dari 70 persen.

Kondisi itu menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi pesantren untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat kota terhadap layanan pendidikan Islam modern.

BACA JUGA:Menag Buka Hari Santri 2025 di Tebuireng, Umumkan Rencana Eselon I Khusus Pesantren

Isu tersebut menjadi pokok bahasan dalam Focused Group Discussion (FGD) bertajuk Layanan Sekolah Islam Modern yang digelar di salah satu hotel kawasan Tunjungan, Surabaya, Jumat, 19 September 2025.

Forum tersebut dihadiri 13 pesantren ternama, di antaranya Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo, Trensains Tebuireng Jombang, Ar Risalah Lirboyo Kediri, Afkaruna Yogyakarta, Amanatul Ummah Mojokerto, Pesantren Krapyak Yogyakarta, serta Pesantren Bayt Al Hikmah Pasuruan yang bertindak sebagai inisiator.

BACA JUGA:Buka Hari Santri 2025, Menag Ungkap Rencana Eselon I Khusus Urus Pesantren

KH Idris Hamid, pengasuh Pesantren Bayt Al Hikmah, memberikan arahan dan dukungan terhadap sinergi antarpesantren.

Pada akhir forum, para peserta sepakat membangun jejaring penyedia layanan pendidikan Islam yang adaptif dengan kebutuhan masyarakat urban.

Direktur Pendidikan Pesantren Bayt Al Hikmah KH Ahmad Nailur Rohman atau Gus Amak menuturkan bahwa forum ini berangkat dari perubahan signifikan perilaku masyarakat perkotaan.

BACA JUGA:Pontensi Wirausaha UMKM Berbasis Pesantren dan Syariah Terbuka Lebar

Gathering ini adalah titik awal komunikasi berkelanjutan untuk memperkuat sinergi pesantren dalam memenuhi ekspektasi masyarakat urban kelas menengah ke atas," ungkapnya.

Caranya, sambung Gus Amak, melalui kajian berbasis data, saling berbagi pengalaman, menguatkan SDM, dan strategi media yang terencana.

Untuk memperkaya diskusi, forum menghadirkan Hari Nugroho, peneliti senior Alvara Research, yang memaparkan hasil survei terbaru tentang persepsi masyarakat kota terhadap pendidikan Islam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: