Mimpi Jatim di Hari Jantung Sedunia: Menjadi Pusat Layanan Jantung Berkelas Dunia

Mimpi Jatim di Hari Jantung Sedunia: Menjadi Pusat Layanan Jantung Berkelas Dunia

ILUSTRASI Mimpi Jatim di Hari Jantung Sedunia: Menjadi Pusat Layanan Jantung Berkelas Dunia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Studi: Cegah Serangan Jantung Cukup Olahraga 2,5 Jam di Akhir Pekan

Langkah itu diikuti rumah sakit rujukan lain seperti RS Saiful Anwar di Malang. Pembangunan fasilitas terus berlanjut, diiringi pelatihan tenaga medis dan kampanye deteksi dini kepada masyarakat. 

Dengan kemajuan terapi reperfusi jantung koroner, kematian karena serangan jantung dapat ditekan hingga 10–20 persen bila ditangani dalam golden period.

Dalam enam tahun terakhir, pertumbuhan fasilitas penanganan jantung di Jawa Timur meningkat pesat. Data penelitian geospasial Universitas Airlangga mencatat, jumlah cathlab naik dua kali lipat, dari 16 menjadi 33 unit. 

Akses populasi terhadap cathlab dalam waktu satu jam meningkat dari 24 persen menjadi lebih dari 53 persen. Artinya, lebih dari separuh penduduk kini dapat menjangkau tindakan penyelamatan nyawa seperti primary PCI (pemasangan ring jantung) dalam golden period

Meski begitu, masih ada sekitar 16 persen penduduk yang harus menempuh perjalanan lebih dari dua jam untuk mencapai fasilitas cathlab. Tantangan itulah yang menjadi fokus pemerintah daerah ke depan: memastikan pemerataan layanan hingga ke daerah tapal kuda dan Madura.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa menjadikan kesehatan sebagai prioritas pembangunan. 

Dalam pernyataannya pada Hari Jantung Sedunia 2023, dia menegaskan, ”masyarakat harus sadar bahwa penyakit jantung bisa dicegah. Pemerintah akan terus memperkuat layanan dari hulu hingga hilir, mulai promosi kesehatan, deteksi dini, hingga layanan rujukan yang cepat.” 

Pernyataan tersebut bukan hanya janji, melainkan juga ditindaklanjuti dengan pembangunan rumah sakit regional, pengadaan peralatan modern, dan penyediaan tenaga dokter spesialis jantung di rumah sakit kabupaten/kota.

Transformasi layanan juga tampak pada penggunaan teknologi terkini. Prosedur leadless pacemaker/pacu jantung tanpa kabel yang merupakan teknologi terbaru kini sudah dapat dilakukan di RSUD dr Soetomo. 

Penyakit gangguan irama jantung yang dulu hanya diterapi dengan obat-obatan kini bisa ditangani dengan tindakan modern dengan hasil yang memuaskan. Ablasi atrial fibrilasi 3 dimensi, yang dahulu hanya bisa dikerjakan di luar negeri atau di Jakarta, sekarang dapat dilakukan secara rutin di Surabaya dan Malang. 

Prosedur intervensi koroner untuk kasus kompleks seperti CTO (chronic total occlusion) sudah mampu dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang cukup memuaskan. 

Penggunaan imaging intravaskular seperti IVUS dan OCT membantu memastikan hasil pemasangan stent lebih presisi, mengurangi risiko restenosis dan komplikasi di kemudian hari.

Namun, upaya menuju layanan berkelas dunia tidak hanya bergantung pada teknologi. Sistem rujukan cepat menjadi kunci utama. Penanganan serangan jantung sangat bergantung pada golden hour

Setiap menit keterlambatan dapat mengakibatkan kerusakan otot jantung permanen. Karena itu, diperlukan jejaring komunikasi antara puskesmas, RS tipe D dan C, hingga rumah sakit rujukan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: