Quo Vadis Kapasitas Kebijakan MBG

ILUSTRASI Quo Vadis Kapasitas Kebijakan MBG.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Menyoal Pemburu Rente dan Aransemen Kelembagaan MBG
BACA JUGA:Kemenkes dan BGN Akan Ukur Tinggi dan Berat Badan Penerima MBG Setiap 6 Bulan
Program MBG termasuk program yang sangat strategis karena bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini. Presiden telah menargetkan program itu mampu menjangkau 82,9 juta penerima manfaat di akhir tahun dan mampu membuka 100 ribu lapangan kerja baru.
Sejalan dengan program prioritas nasional tersebut, presiden telah menetapkan lembaga non kementrian baru, yakni Badan Gizi Nasional (BGN), untuk menjadi penangungjawabnya. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa terpenuhinya gizi seluruh masyarakat. Sejalan hal tersebut, ada lima aktivitas turunan utamanya.
Pertama, mengupayakan agar setiap individu dalam generasi mendatang memiliki status gizi yang optimal sebagai modal kesehatan dan kecerdasan.
BACA JUGA:Kepala BGN Minta Maaf usai Cucu Mahfud Md jadi Korban Keracunan MBG
BACA JUGA:9 bulan MBG, 6.517 Siswa Keracunan
Kedua, berkomitmen menurunkan angka kesakitan dan kematian, terutama pada ibu, bayi, dan anak-anak melalui intervensi gizi yang tepat dan berkelanjutan. Upaya itu memastikan generasi mendatang tumbuh sehat, produktif, dan memiliki kualitas hidup yang tinggi.
Ketiga, menjamin bahwa anak-anak Indonesia dapat mengakses pendidikan dengan baik didukung gizi yang memadai.
Keempat, dengan gizi yang lebih baik, generasi mendatang dapat hidup lebih sehat dan mengurangi beban biaya pengobatan.
Kelima, generasi yang sehat dan produktif akan bekontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Hal tersebut memperkuat substansi deklarasi dunia dan rencana aksi gizi yang menyatakan bahwa kesejahteraan gizi seluruh penduduk merupakan prasyarat bagi pembangunan masyarakat dan merupakan tujuan utama kemajuan pembangunan manusia.
BACA JUGA:Program MBG Dongkrak UMKM Ikan di Tangsel, Produksi Naik, Lapangan Kerja Bertambah
BACA JUGA:Ombdusman RI: Mitra Penerima MBG Dipilih Berdasar Jejaring Politik
Meski tujuan dan sasaran program MBG sangat bagus dan jelas, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mampu dilaksanakan secara optimal. Menurut perspektif Hogwood dan Gunn, sebaik-baiknya kebijakan apa pun, tetap saja kebijakan tersebut mengandung risiko untuk gagal karena tidak dapat diimplementasikan dan dapat dikategorikan sebagai unsuccessful implementation.
Kebijakan dikategorikan unsuccessful implementation karena kebijakan/program tersebut tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana. Hal tersebut karena para pelaksana yang terlibat tidak mau bekerja sama atau sudah bekerja sama tetapi tidak efisien ataupun optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: