Sumud, Ledakan Amarah Roger Waters

Sumud, Ledakan Amarah Roger Waters

ILUSTRASI Sumud, Ledakan Amarah Roger Waters.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

MUSIK tidak bisa dibungkam. Dari senar gitar Roger Waters, lahir peluru kata yang lebih tajam daripada diplomasi. Ia menembak langsung ke jantung kebiadaban: Israel –negara kriminal– dan para sekutunya.

Waters bukan sekadar legenda Pink Floyd. Ia bukan hanya musikus. Ia adalah hati nurani yang menolak kompromi. Dari Bosnia ke Gaza, suaranya konsisten: berpihak kepada yang diinjak, menantang yang menindas.

Ketika genosida Serbia atas Bosnia berlangsung, ia menulis Sarajevo sebagai tamparan. Kini negara kriminal bernama Israel mengulang kebiadaban itu di Gaza. 

BACA JUGA:223 Orang Aktivis Internasional Armada Global Sumud Flotilla Ditahan Israel

BACA JUGA:Kapal Perang Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla

Waters pun meledak: Sumud dipersembahkan bagi Palestina. Sebuah lagu yang lahir dari amarah, dari keyakinan bahwa kebungkaman dunia adalah pengkhianatan.

Ia berseru lantang: ”Ini genosida brutal kepada orang-orang Palestina, ya di sana, Gaza.” Waters tidak menyamarkan dengan bahasa diplomatis. Ia menghantam langsung, menyebut apa adanya.

Bahkan, katanya, setengah otak dan sejumput kemanusiaan saja cukup untuk menyadari: ini pembantaian, ini pemusnahan bangsa.

Negara kriminal itu, Israel, menggilas Gaza dengan rakusnya. Mereka meruntuhkan rumah, membantai anak-anak, menjadikan tanah suci sebagai kuburan massal.

BACA JUGA:Armada Global Sumud Flotilla Dekati Gaza, Bawa Bantuan Kemanusiaan

Dan, Amerika Serikat? Ia tahu. Tapi, menutup mata rapat-rapat. Washington tak hanya bungkam, ia menyuplai peluru dan membiayai mesin pembunuh. Barat lainnya ikut bersekongkol dalam diam.

Waters menampar peradaban Barat yang mengaku menjunjung hak asasi. Katanya, ”dunia macam apa ini?” Dunia yang rela membiarkan anak-anak Palestina mati demi menjaga kenyamanan politik. Dunia yang korup oleh kompromi, beku oleh kepentingan.

Sumud adalah perlawanan. Sebuah pernyataan bahwa Palestina tidak bisa dimusnahkan. Jiwa mereka lebih kokoh daripada tembok, lebih teguh daripada bom.

Mereka mungkin dikurung, dibakar, dibom, tapi mereka tidak tunduk. Itulah sumud yang dalam bahasa Arab bermakna keteguhan atau ketabahan yang tak tergoyahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: