Refleksi dan Sinergi Bangsa dalam Memperkuat Pendidikan Santri Pascabencana

Refleksi dan Sinergi Bangsa dalam Memperkuat Pendidikan Santri Pascabencana

ILUSTRASI Refleksi dan Sinergi Bangsa dalam Memperkuat Pendidikan Santri Pascabencana.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Bangunan Musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Ambruk: Human Error atau Takdir?

BACA JUGA:Pasca Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Cak Imin dan Menag Nasaruddin Gelar Pertemuan Khusus

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf hadir untuk memberikan dukungan moral langsung kepada korban dan santri. Gus Yahya  mengajak untuk menjadikan musibah sebagai momentum perbaikan kualitas pendidikan pesantren dengan koordinasi terpadu antara PBNU, pemerintah, dan masyarakat.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, dan Bupati Sidoarjo Subandi juga turun langsung meninjau lokasi kejadian dan menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan bantuan maksimal serta memperkuat pengawasan dan regulasi keselamatan konstruksi pesantren di Jawa Timur.

Dalam aspek teknis, pakar konstruksi dari ITS, Mudji Irmawan, menjelaskan kegagalan struktur bangunan yang terjadi akibat kelalaian dalam perencanaan dan pengawasan teknis serta pentingnya standar keselamatan berbasis SNI 2847 beton bertulang. ITS siap memberikan konsultasi agar pesantren dapat membangun bangunan yang aman dan kokoh.

BACA JUGA:Pembersihan Puing Musala Al Khoziny Rampung, Operasi SAR Resmi Ditutup

BACA JUGA:BNPB Pastikan Seluruh Jenazah Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny sudah Ditemukan

Penanganan bencana melibatkan sinergi Basarnas, BNPB, TNI, Polri, tim medis, dokter, ahli forensik, dan relawan dalam evakuasi dan perawatan intensif di rumah sakit rujukan. Pemerintah menanggung penuh biaya perawatan dan dukungan psikososial.

Media massa berperan vital dalam penyebaran informasi akurat dan transparan sehingga dukungan moral dan material dapat tersalurkan optimal. 

Satgas Nahdlatul Ulama dan Banser GP Ansor di lapangan berperan sebagai pengayom, penguat koordinasi, dan penyedia layanan sosial. NU juga mendorong penguatan pesantren tangguh bencana dengan modul edukasi kesiapsiagaan dan simulasi tanggap darurat agar pesantren siap menghadapi risiko secara mandiri dan terstruktur.

BACA JUGA:Identifikasi DNA Korban Reruntuhan Al Khoziny Capai 34 Orang, Sisa 31 Keluarga Menunggu

BACA JUGA:Dari Mekkah, Alumni Al-Khoziny Laksanakan Badal Umroh untuk Para Korban Musala Rubuh

Kajian dan program pemberdayaan santri dalam mitigasi bencana, seperti yang dilakukan di berbagai daerah, merupakan wujud sinergi bangsa yang nyata dalam memperkuat pendidikan keagamaan sekaligus kesiapsiagaan menghadapi bencana. 

Pendidikan kebencanaan dan keterlibatan aktif santri dalam mitigasi menjadi fondasi kuat pembelajaran pascabencana.

Mari, dukung para santri dengan semangat belajar dan mengaji yang tinggi, menjadikan mereka tunas unggulan yang mendorong kemajuan agama, bangsa, dan negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: