Kompetensi vs Dinasti di TNI

Kompetensi vs Dinasti di TNI

ILUSTRASI Kompetensi vs Dinasti di TNI.-Arya-Harian Disway-

BACA JUGA:Presiden Prabowo: TNI Harus Introspeksi dan Siap Jaga Kekayaan Negara

Kalau kita melihat rekam jejak SBY, ia memang bibit unggul dari mudanya. Taruna terbaik di Akabri 1973. Peraih Adhi Makayasa. Selalu yang terbaik di setiap pendidikan. Artinya, memang berprestasi dan layak jadi jenderal. 

Dua menantu lain Sarwo Edhie adalah, pertama, Erwin Sujono yang berhasil meraih bintang tiga. Juga, menjabat  panglima Kostrad sebelum pensiun. Kedua, Kolonel Hadi Utomo. Setelah pensiun, Hadi dipercaya menjadi ketua umum Partai Demokrat. Partai yang didirikan SBY.

Selain tiga menantu, Sarwo Edhie punya anak kandung di dunia militer:  Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Kariernya mencapai puncak sebagai KSAD.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Apresiasi Pengabdian Prajurit di HUT TNI

BACA JUGA:Prabowo Pimpin Inspeksi Armada TNI AL, Pamerkan Deretan Kapal Perang RI

Melihat perjalanan para menantu Sarwo Edhie itu, mereka terhitung sangat sukses. SBY yang paling sukses (presiden RI), tetapi karier militer aktif hanya bintang tiga. Ada yang mencapai KSAD (Pramono Edhie) dan pangkostrad (Erwin Sujono).

Apakah nama besar Sarwo Edhie berpengaruh? Sejumlah berita lama yang saya telusuri, tak ada rekam jejak cawe-cawe Sarwo Edhie untuk kesuksesan anak dan menantunya itu. 

Apalagi, Sarwo Edhie yang berpulang tahun 1989, di penghujung kariernya, terpinggirkan dari lingkaran elite penguasa Orde Baru (Orba). 

BACA JUGA:Gaji ASN, Guru, dan TNI-Polri Dikabarkan Naik pada Oktober 2025

BACA JUGA:Prabowo Naikkan Gaji ASN, TNI dan Polri dalam Perpres 78 Tahun 2025

Karier awal Prabowo Subianto di militer juga sering dikaitkan dengan pengaruh mertuanya, Soeharto. Di usia 44 tahun, ia sudah menjabat komandan jenderal (danjen) Kopasuss. Tiga tahun kemudian, ia menjabat panglima Kostrad dengan bintang tiga. 

Namun, Prabowo membuktikan bisa bangkit setelah diberhentikan dari militer. Ia mampu membangun jaringan dan parpol yang mengantarkannya menjadi presiden. 

Walaupun SBY dan Prabowo mampu menunjukkan kapasitas dan kompetensi yang layak, isu adanya pengaruh orang kuat dalam karier militer belum bisa hilang sepenuhnya.

Itu karena ada sejumlah fenomena. Termasuk, misalnya, para taruna di akademi militer, sebagian adalah para anak para jenderal. Bahkan, pernah ramai isu anak Jenderal Dudung (saat itu menjabat KSAD) yang disebut-sebut tak memenuhi syarat masuk Akabri, kemudian diterima. Isu itu sempat dibahas di parlemen ketika dipertanyakan oleh politikus Effendi Simbolon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: