Bangkit dari Duka, Santri Perkuat Ghirah Berjuang Menuju Peradaban Mulia Mengawal Kemerdekaan

Bangkit dari Duka, Santri Perkuat Ghirah Berjuang Menuju Peradaban Mulia Mengawal Kemerdekaan

ILUSTRASI Bangkit dari Duka, Santri Perkuat Ghirah Berjuang Menuju Peradaban Mulia Mengawal Kemerdekaan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Ketiga, solidaritas dan semangat gotong royong sebagai perekat bangsa.

Keempat, kepedulian terhadap lingkungan dan sosial sebagai bagian dari tugas moral dan spiritual.

Kelima, pelajaran dari tragedi sebagai momentum untuk membangun bangsa yang lebih kuat dan bersatu.

BACA JUGA:PBNU dan Wajah Baru Santri

BACA JUGA:Santripreneur

Para ulama dan akademisi seperti KH Hasyim Muzadi dan Prof. Quraish Shihab menegaskan bahwa menjaga alam dan lingkungan adalah bagian dari ibadah dan amanah yang harus dijalankan santri demi keberlanjutan peradaban.

Rasa duka akibat musibah tidak boleh memadamkan semangat juang santri. Sebaliknya, hal itu harus menjadi api yang membakar semangat untuk terus berkontribusi nyata dalam menjaga kemerdekaan dan membangun masa depan bangsa.

Santri adalah harapan dan cahaya umat, pilar utama yang akan membimbing Indonesia menuju kemajuan yang bermartabat, berakhlak, dan beradab. 

BACA JUGA:Santriwati Bersenjata, Mengapa Heboh?

BACA JUGA:Santri Data

Dengan ghirah perjuangan yang tak pernah padam, santri menunjukkan bahwa di balik duka selalu ada harapan dan kemenangan. Wallahu a’lam bishawab. (*)


*) H. Imam Kusnin Ahmad  adalah jurnalis alumnus Ponpes Raudlatul Ulum, Kencong, Kediri, dan aktif di PW ISNU Jatim.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: