Teater Gapus Gelar Bedah Buku Kitab Syair Diancuk Jaran bersama Silampukau, Menelusuri Kota Surabaya ala Indra Tjahjadi

Ketua Teater Gapus Surabaya Salsabila Khairun Nadiya (kiri), moderator Igo Marvel, pemantik 1 Nanda Alifya Rahmah, Penyair Indra Tjahyadi, dan pemantik 2 Kharis Junandharu (kanan) melakukan diskusi bedah buku Kitab Syair Diancuk Jaran karya Indra Tjahyadi-Teater Gapus Surabaya-
HARIAN DISWAY - Jumat sore, 17 Oktober 2025, Waroeng Joglo Merah Putih dipenuhi lantunan bait-bait puisi. Dibawakan oleh para pegiat sastra Surabaya. Mulai dari Margareza Dwi Wahyuni, Adnan Guntur, hingga penyair F. Aziz Manna.
Ketiganya membacakan syair pilihan dari Kitab Syair Diancuk Jaran karya Indra Tjahyadi. Buku antologi puisi itu telah lahir sejak 18 tahun lalu. Kemudian diterbitkan ulang oleh Penerbit Pelangi Sastra Februari lalu.
"Salah satu tujuan Pelangi Sastra memang mendokumentasikan karya lama agar bisa terus terbaca. Termasuk kitab ini. Karena usianya sudah hampir 2 dekade," terang founder Pelangi Sastra Denny Mizar.
Selain itu, Denny menganggap bahwa perpaduan antara kebahasaan yang vulgar dengan nasib urban di buku itu juga sangat menarik.
BACA JUGA:Teater Gapus Surabaya Hadirkan Drama Absurd Endgame karya Samuel Beckett, Soroti Eksistensialisme
BACA JUGA:Teater Gapus Pentaskan Endgame, Bentuk Protes Sosial melalui Karya Teater
Sebab, perpaduan itu membentuk rangkaian utuh tentang hiruk pikuk Kota Surabaya dengan segar. Sehingga tak lekang oleh waktu.
Untuk merayakan kelahiran kedua Kitab Syair Diancuk Jaran, Teater Gapus Surabaya berkolaborasi dengan FS3LP. Mereka menggelar rangkaian acara nyangkruk santai dan bedah buku yang terdiri dari 52 halaman itu.
Vokalis Band Silampukau Kharis Junandharu menjadi pemantik bedah buku di cangkrukan petang itu. Ia mengaku bahwa visi besar bandnya dipelopori oleh tulisan-tulisan Indra.
"Diskusi ini menjadi kehormatan bagi saya. Karena kitab inilah yang memengaruhi pandangan saya. Yakni tentang bagaimana seharusnya sebuah kota itu disingkap dan ditemukan kembali jiwanya," ungkap Kharis.
BACA JUGA:Kritik Fenomena Konsumerisme, Teater Gapus Garap Manufaktur Anatomi Kera
Diskusi bedah buku Kitab Syair Diancuk Jaran oleh Nanda Alifya Rahmah (kiri), Igo Marvel (tengah), dan Kharis Junandharu (kanan). -Nazwarahma-HARIAN DISWAY
Anda sudah tahu, Silampukau merupakan band indie folk asal Surabaya. Band itu banyak menggaungkan kondisi dan situasi kehidupan perkotaan Surabaya melalui lirik-liriknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: