Israel Umumkan Tak Akan Buka Perlintasan Rafah, Hamas Sebut Pelanggaran Perjanjian Gencatan Senjata

Truk-truk bantuan kemanusiaan mulai memasuki Jalur Gaza ketika Israel sedang bersiap untuk membuka kembali perlintasan Rafah.--Bashar TALEB / AFP
Namun, Hamas mengalami kesulitan evakuasi jenazah sandera karena kondisi Gaza yang porak-poranda. Hamas baru mengembalikan 12 dari total 28 jenazah sandera yang dijanjikan.
Keterlambatan Hamas memicu masih tertutupnya Perlintasan Rafah serta pengurangan penyaluran truk bantuan kemanusiaan.
Israel sempat mengurangi setengah jumlah pengiriman bantuan kemanusiaan. Berdasarkan kesepatakan gencatan senjata, Israel seharusnya membiarkan 600 truk untuk masuk.
Tetapi mereka hanya membiarkan 300 truk masuk ke Gaza sebagai bentuk tekanan pada Hamas.
Hamas pun bereaksi atas tindakan Israel.
“Keputusan Netanyahu untuk mencegah terbukanya kembali perlintasan Rafah hingga pemberitahuan lebih lanjut merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata dan pengingkaran pada komitmen yang dibuat di hadapan para mediator,” jelas Hamas pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
BACA JUGA:Rencana Rekonstruksi Gaza 5 Tahun: Palestina Ajukan Dana USD67 Miliar
Kemudian, Hamas juga mengatakan bahwa penutupan tersebut memiliki dampak pada penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Penutupan Rafah akan menghalangi evakuasi korban yang terluka, membatasi pergerakan warga sipil, menghalangi masuknya peralatan khusus untuk mencari orang hilang di bawah reruntuhan, dan menunda evakuasi dan penyerahan jenazah (sandera Israel),” lanjut Hamas.
Hamas juga menuding Israel menciptakan dalih palsu untuk menghalangi pelaksanaan kesepakatan dan menghindari kewajiban mereka.
Hamas kemudian mendesak mediator untuk menekan Israel agar membuka kembali perlintasan Rafah dan mematuhi seluruh ketentuan perjanjian.(*)
*)Mahasiswa magang prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: