Membangun Resiliensi Digital Pahlawan Devisa

Membangun Resiliensi Digital Pahlawan Devisa

Yayan Sakti Suryandaru & Angga Prawadika--Harian Disway

Studi mereka menyoroti bagaimana purnaPMI didorong untuk beralih dari strategi bertahan pasif menjadi wirausaha aktif. Khususnya pascadisrupsi pandemi Covid-19.

BACA JUGA:Marak Kasus TPPO, Begini Cara Menghindarinya

Pelatihan yang mereka lakukan, seperti mengajari purna PMI memasarkan produk UMKM kerajinan daur ulang hingga aneka keripik, melalui media sosial dan aplikasi e-commerce, terbukti mampu meningkatkan daya tahan ekonomi mereka.

Apa yang dilakukan di Ponorogo adalah sintesis dari kedua kebutuhan tersebut. Keterampilan pemasaran digital mengubah strategi bertahan hidup yang tadinya subsisten menjadi strategi wirausaha yang proaktif. PurnaPMI tidak lagi hanya diajari membuat produk, tetapi juga cara "menjualnya" melampaui batas-batas desa mereka.

Hal itu adalah bentuk pemberdayaan komunitas (community empowerment) yang paling relevan di era ekonomi digital. Dengan modal gawai yang sudah mereka miliki (remitansi sosial), mereka diajari cara menciptakan etalase digital, menjangkau pasar nasional, dan membangun kemandirian ekonomi dari rumah.

BACA JUGA:Wakil Komisi XIII DPR RI: Eksploitasi Pemain Sirkus OCI Masuk TPPO

Ketika purna pekerja migran memiliki kemandirian ekonomi melalui wirausaha digital, mereka tidak hanya mengangkat kesejahteraan keluarganya. Mereka juga secara langsung menutup celah kerentanan yang sering dieksploitasi oleh jaringan perdagangan orang. 

Kita tidak bisa lagi hanya memosisikan mereka sebagai "pahlawan devisa" yang rentan saat pulang. Melalui bekal keterampilan digital, kita membantu mereka bertransformasi menjadi wirausahawan digital yang berdaya di negeri sendiri. (*)

*) 
Dosen Departemen Komunikasi FISIP, Universitas Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: