Rivalitas Global Memanas, ASEAN Tegaskan Netralitas

HARIAN DISWAY - Rivalitas Amerika Serikat dan Tiongkok makin ketat. Termasuk dalam berebut pengaruh di Asia, khususnya negara-negara Asia Tenggara. Namun, negara anggota ASEAN kompak menegaskan posisi mereka: tidak mau berpihak pada blok mana pun.

Komitmen itu pun disampaikan dalam momen bersejarah saat Republik Demokratik Timor-Leste secara resmi menjadi negara anggota ke-11 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Ya, Anda sudah tahu, Timor-Leste berjuang selama hampir dua dekade untuk memenuhi standar keanggotaan ASEAN. Mulai dari stabilitas politik hingga kesiapan institusional. 

BACA JUGA:KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur Besok, Timor Leste Resmi Jadi Anggota ke-11

BACA JUGA:Konsisten Jalankan Praktik Tambang Berkelanjutan, SIG Raih Penghargaan ASEAN Mineral Awards 2025

Tentu, keanggotaan Timor-Leste sekaligus menandai babak baru geopolitik Asia Tenggara. Perluasan keanggotaan ini adalah sinyal bahwa Asia Tenggara masih mampu berdiri sebagai poros netral yang menolak ditarik ke orbit politik siapa pun.

Bergabungnya Timor-Leste ditandai dengan aksesi Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ). Instrumen aksesi itu diserahkan kepada Thailand, selaku Negara Penyimpan Traktat SEANWFZ. 

Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan, partisipasi Timor-Leste memperkuat peran ASEAN sebagai kawasan yang berkomitmen pada persatuan dan perdamaian.

“Kita tidak hanya menyambut anggota baru ASEAN, tetapi juga menegaskan komitmen kita terhadap komunitas yang inklusif, tangguh, dan damai, serta siap menghadapi masa depan,” ujar Hasan dalam upacara aksesi di Kuala Lumpur, kemarin.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (36): Guangxi, ASEAN, dan AI

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (29): Wajah Tetangga Modern ASEAN

Ia optimistis keanggotaan Timor-Leste dalam SEANWFZ akan memberi dorongan baru bagi upaya ASEAN dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan.

Menurutnya, kekuatan kolektif ASEAN kini semakin diakui secara global. Terutama ketika negara-negara anggotanya berdiri bersama dan bertindak sebagai satu kesatuan.

Tentu saja, pernyataan itu bukan basa-basi diplomatik. Apalagi jika melihat eskalasi militerisasi Laut China Selatan dan upaya Amerika Serikat membangun koalisi pertahanan Indo-Pasifik (AUKUS dan QUAD).

Sumber: