Teknologi Digital Hidupkan Kembali Tembok Kota Kuno Xi’an di Tiongkok
Seorang perempuan berpose untuk foto dengan tembok kota sebagai latar belakang di Xi'an, Provinsi Shaanxi, Tiongkok barat laut, 13 Oktober 2025.-Shao Rui-Xinhua
Awalnya dibangun pada tahun 582 M pada masa Dinasti Sui, tembok itu diperluas secara besar-besaran antara tahun 1370 hingga 1378 pada masa awal Dinasti Ming.
Sebagian besar bentuknya tetap terjaga hingga kini. Dengan 18 gerbang dan lebih dari 5.000 lubang panah, Tembok Kota Xi’an menjadi salah satu benteng kota kuno terbesar, tertua, dan terawat paling baik di Tiongkok.
Namun, perjalanan panjangnya tak lepas dari kerusakan akibat perang dan masa-masa penelantaran. Wang Su, seorang pakar pelestarian peninggalan budaya yang telah bekerja sejak 1981, masih mengingat masa ketika tembok itu nyaris runtuh.
BACA JUGA:Legenda di Balik Festival Pertengahan Musim Gugur dan Kue Bulan
BACA JUGA:Hong Kong Wine & Dine Festival 2025, Hadirkan Chef Ternama Dunia dan Wine Terbaik
“Hanya gerbang selatan dan barat yang masih utuh waktu itu,” kenangnya. “Banyak bagian rusak, atap menurun, bahkan di dekat gerbang utara warga menggembalakan domba di atas tembok,” tambahnya.
Dari Restorasi ke Revolusi Digital
Berbeda dengan banyak tembok kota kuno lain yang sudah hilang, Tembok Kota Xi’an berhasil bertahan berkat dukungan publik dan pemerintah.
Pada awal 1980-an, restorasi besar-besaran dilakukan. Melibatkan masyarakat untuk memperbaiki dinding, membersihkan parit, serta membangun taman hijau di sekitarnya.
Kini, empat dekade kemudian, penjaga baru muncul: data dan kecerdasan buatan (AI). Melalui pemetaan 3D berpresisi tinggi menggunakan drone dan kamera tetap, seluruh struktur tembok, dari batu bata, mural kuno, hingga parit dan taman sekitarnya, berhasil terdokumentasi secara digital.
BACA JUGA:Bar Leone Asal Hong Kong Resmi Dinobatkan Sebagai The World’s Best Bar 2025
BACA JUGA:Festival Wine & Dine Hong Kong Hadir Lebih Megah, Dibuka hingga Tengah Malam untuk Pertama Kalinya
Lebih dari 3.000 titik pemantauan dan 1.300 perangkat pintar kini merekam setiap perubahan kecil pada struktur tembok. Seperti pergeseran, getaran, atau penurunan tanah.
Semua data itu dikirim ke pusat kendali. AI-lah yang bertugas menganalisis dan memprediksi risiko kerusakan.
“Melestarikan tembok ini berarti menggabungkan pengalaman manual selama berabad-abad dengan alat digital,” kata Zhao Bin, Kepala Pusat Inovasi Industri Digital Tembok Kota Xi’an.
“Kami ingin menjadikan teknologi sebagai sarana baru untuk menjaga warisan budaya. Baik di dalam maupun luar negeri,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: xinhua