Mission (Im)possible Danantara: Mesin Investasi atau Instrumen Geopolitik?
ILUSTRASI Mission (Im)possible Danantara: Mesin Investasi atau Instrumen Geopolitik?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Danantara Desa
Kedua, negara-negara yang memiliki pilihan investasi yang luas tidak hanya membeli surat berharga yang diterbitkan negara-negara dengan perekonomian kuat seperti treasury bills dan dolar AS, tetapi juga bisa berinvestasi di institusi keuangan, infrastruktur, maupun perusahaan-perusahaan ternama global lainnya.
Ketiga, penggunaan dana SWF perlu didukung tata kelola yang transparan dan akuntabilitas. Jika tidak, berpotensi memunculkan kecurigaan dan kekhawatiran tentang tujuan investasi, apakah semata-mata karena pertimbangan komersial atau alasan ekonomi politik.
Oleh karena itu, bukan hal mengejutkan pada kasus investasi Tiongkok ke sejumlah perusahaan industri teknologi tinggi AS seketika itu langsung diendus pihak otoritas keamanan AS sebagai bentuk upaya Negeri Panda untuk mendapatkan akses eksposur ke teknologi maju dan perekonomian AS.
Dengan demikian, dalam konteks persaingan dalam memperebutkan hegemoni geopolitik saat ini, portofolio investasi semacam itu bertujuan memperkuat posisi mereka dan mendapatkan keuntungan strategis dalam jangka panjang.
Tentu saja, selain itu, mereka tentu saja berkontribusi untuk melipatgandakan pendapatan bagi pemilik SWF.
Dibandingkan dengan sejumlah negara lain dalam pembentukan SWF, Indonesia dianggap tertinggal. Untuk kawasan ASEAN, Malaysia dan Singapura lebih dulu membangun lembaga pengelola dana investasi.
Pada 3 September 1993, Khazanah Nasional Berhad (Khazanah) yang merupakan SWF milik Malaysia didirikan dan beroperasi pada 1994. Khazanah dibentuk sebagai sebuah perusahaan terbatas publik melalui kepemilikan saham.
Pada 2023 SWF milik Malaysia itu diketahui mengelola total aset hingga 165,84 miliar ringgit atau setara dengan lebih dari Rp596 triliun.
Khazanah berkonsentrasi pada layanan sektor komunikasi, produk konsumen, layanan keuangan, perawatan kesehatan, jasa industri, transportasi dan logistik, perumahan, serta energi terbarukan.
Berbeda dengan Malaysia, Singapura bahkan memiliki dua SWF, yakni Government of Singapore Investment Corporation (GIC) dan Temasek Holdings. Government of Singapore Investment Corporation (GIC) berinvestasi dalam bentuk portofolio obligasi, ekuitas, dan real estat global dengan aset lebih dari USD800,8 miliar.
Sementara itu, Temasek Holdings berfokus pada investasi strategis dalam perusahaan berteknologi tinggi, sektor perbankan, dan energi dengan aset sekitar USD400 miliar.
Keberhasilan Singapura dalam mengelola SWF ditopang dari beberapa aspek seperti pengelolaan dana yang profesional dan transparan, fokus pada inovasi dan sektor masa depan, serta investasi di sektor teknologi dan sustainability.
AMBISI BESAR DAN TANTANGAN DANANTARA
Terbentuknya SWF bernama Daya Anagata Nusantara alias Danantara merupakan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Yakni, pemerintah mendapatkan mandat untuk membentuk lembaga pengelola investasi negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: