Revitalisasi Sekolah untuk Pendidikan Menumbuhkan

Revitalisasi Sekolah untuk Pendidikan Menumbuhkan

ILUSTRASI Revitalisasi Sekolah untuk Pendidikan Menumbuhkan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

INSTRUKSI PRESIDEN Nomor 7 Tahun 2025 menjadi langkah besar dalam mempercepat pembangunan dan revitalisasi satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah di seluruh Indonesia. 

Program itu mendorong agenda unggulan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dengan capaian berupa peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru, 10,98 juta anak terbantu oleh Program Indonesia Pintar (PIP), 4.616 murid melanjutkan pendidikan dengan beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah, dan digitalisasi pembelajaran di 42.624 satuan pendidikan. 

Semua program tersebut menggambarkan satu arah yang sama: menghadirkan pendidikan yang lebih merata, adaptif, dan berpihak kepada peserta didik.

BACA JUGA:Retaknya Tri-Pilar Pendidikan

BACA JUGA:Refleksi dan Sinergi Bangsa dalam Memperkuat Pendidikan Santri Pascabencana

DARI REVITALISASI FISIK MENUJU EKOSISTEM BELAJAR YANG HIDUP

Gerak cepat pemerintah, dalam hal ini Kemendikdasmen, hingga hari ini telah berhasil merevitalisasi 16.140 satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta. Sebanyak 54,6 persen lebih banyak daripada target sebelumnya, 10.440 satuan pendidikan. 

Namun, revitalisasi pendidikan tidak bisa semata dimaknai sebagai perbaikan fisik sekolah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dalam sambutan penutupan kegiatan sosialisasi dan penandatanganan dokumen program revitalisasi satuan pendidikan menyampaikan bahwa pendidikan adalah investasi strategis bangsa. 

Menurutnya, revitalisasi satuan pendidikan tidak boleh dipahami hanya sebagai pembangunan fisik, tetapi sebagai instrumen fundamental untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang mendukung pertumbuhan karakter, kompetensi, dan kreativitas peserta didik. 

BACA JUGA:Menyiapkan Input Pendidikan Tinggi dengan Seleksi Andal dan Berkeadilan

BACA JUGA:Rendahnya Pendidikan Anggota DPR RI: Krisis Representasi Substantif

Membangun ruang kelas baru memang penting, tetapi lebih penting lagi membangun suasana belajar yang menumbuhkan. Sekolah bukan hanya tempat belajar, melainkan juga ruang anak bertumbuh, tempat mereka belajar mengenali diri, berinteraksi dengan orang lain, dan merasakan bahwa keberadaannya berarti. 

Karena itu, setiap pembangunan harus disertai upaya membangun lingkungan yang mendukung kesejahteraan dan semangat belajar anak.

Lingkungan belajar yang baik bukan sekadar tempat anak datang setiap pagi, duduk di bangku, lalu pulang dengan buku catatan penuh tulisan. Lebih dari itu, ia adalah ruang yang menumbuhkan rasa percaya diri, mendorong keberanian untuk mencoba, dan menyalakan rasa ingin tahu yang tak pernah padam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: