Bencana Hidrometeorologi Melanda Jawa Timur, 6 Orang Meninggal, 72 Rumah Rusak

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Bencana hidrometeorologi mulai berdampak di sejumlah wilayah Jawa Timur, Rabu, 5 November 2025.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat sembilan kejadian bencana sepanjang 1 hingga 5 November 2025. Mayoritas berupa angin kencang, puting beliung, dan banjir.

Dari kejadian tersebut, enam orang meninggal dunia, sepuluh lainnya luka-luka, dan 72 rumah mengalami kerusakan. Total 280 kepala keluarga terdampak.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto membenarkan munculnya bencana di sejumlah daerah. “Kami sudah memasuki musim pancaroba. Jenis bencana terbanyak adalah angin kencang dan puting beliung,” ujarnya kepada Harian Disway.

Menurut Gatot, potensi banjir dan tanah longsor diprediksi meningkat saat puncak musim hujan, yaitu Januari hingga Februari 2026.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Kejar Target Penyelesaian Drainase Sebelum Puncak Hujan 2026

BACA JUGA:Hujan Lebat dan Angin Kencang Picu Bencana di Jatim, Malang Jadi Wilayah Terparah

Untuk saat ini, ia mengimbau masyarakat mengambil langkah preventif. “Terutama memangkas dahan dan ranting pohon di sekitar rumah,” katanya.

Masyarakat juga diminta aktif menjaga kebersihan lingkungan, antara lain dengan tidak membuang sampah sembarangan dan membersihkan saluran air. “Langkah sederhana ini bisa mengurangi risiko banjir di permukiman,” tambahnya.

Sementara itu, BMKG Stasiun Meteorologi Juanda telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk sejumlah wilayah di Jawa Timur, berlaku mulai Rabu, 5 November 2025, hingga Jumat, 7 November 2025.

Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan lebat disertai petir diprediksi terjadi di sejumlah daerah pada Kamis, 6 November 2025, antara lain Gresik, Lamongan, Kediri, dan Mojokerto, terutama pada sore hari.

Pada Jumat, 7 November 2025, hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan melanda wilayah seperti Bojonegoro, Jombang, Kediri, Batu, dan Madiun.

Sumber: