Hajjah Rahmah El Yunusiyyah, Pahlawan Pendidikan Perempuan dari Padang Panjang

Hajjah Rahmah El Yunusiyyah, Pahlawan Pendidikan Perempuan dari Padang Panjang

Rahmah El Yunusiyah di majalah Pedoman Isteri Januari 1932, seorang tokoh pelopor pendidikan perempuan Islam di Indonesia yang baru saja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2025.--Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Akhirnya pada 1 November 1923, Rahmah mendirikan Madrasah Diniyah Li al-Banat, yang hingga saat ini masih berdiri dan dikenal dengan nama Diniyah Putri Padang Panjang, merupakan sekolah agama Islam pertama untuk perempuan di Indonesia.

BACA JUGA:Hening di Kalibata: Presiden Prabowo Pimpin Renungan Suci Hari Pahlawan 2025 dan Ingatkan Jasa Para Pahlawan

Pada tahun pertama, sekolah ini hanya mengajarkan ilmu agama. Oleh karena itu Rahmah mengerahkan muridnya bergabung dengan Persatuan Murid-Murid Diniyah School (PMDS) untuk mendapatkan berbagai pengetahuan umum, tata krama, keterampilan hidup, dan kepemimpinan.

Namun perjuangannya tidak berjalan dengan mudah, gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter mengguncang Padang Panjang pada 28 Juni 1926, meruntuhkan bangun sekolah.

Meski begitu, Rahmah tidak menyerah, 40 hari setelah gempa bumi, ia dan para guru bersama murid membangun kembali sekolah dengan bahan sederhana dengan pondasi bambu dan atap daun rumbia berlantaikan tanah.

Ia bahkan rela menjual perhiasan pribadinya demi melanjutkan kegiatan belajar-mengajar. Semangat pantang menyerah inilah yang membuat Diniyah Putri mampu bertahan hingga saat ini.

BACA JUGA:Soeharto Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Besok

Pada masa pendudukan Jepang, Rahmah dipercaya memimpin organisasi Haha No Kai di Padang Panjang yang berperan aktif membantu perjuangan para perwira Giyugun.

Pada 12 Oktober 1945 saat masa revolusi kemerdekaan, Rahmah memelopori berdirinya unit perbekalan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) untuk Padang Panjang dan sekitarnya.

Pada tahun 1955, Imam Besar Al-Azhar dari Mesir berkunjung ke Diniyah Putri dan terinspirasi mendirikan Kulliyatul Banat, fakultas khusus perempuan. Setelah itu, Rahmah menerima gelar kehormatan “Syekhah” dari Universitas Al-Azhar, gelar yang jarang diberikan kepada perempuan di masa itu.

Rahmah El Yunusiyyah wafat pada 26 Februari 1969. Atas jasa besarnya, pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Adipradana pada 2013, dan pada tahun 2025 ia resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.(*)

*) Mahasiswa magang prodi Sastra Jerman Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber