2,1 Juta Anak di Jatim Fatherless Dalam Tumbuh Kembang
Anggota Fraksi PKS DPRD Jatim Puguh Wiji Pamungkas -PKS Jatim-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- PKS Jawa Timur mendorong Pemprov Jatim untuk serius dalam menangani fenomena fatherless dalam tumbuh kembang anak. Itu dikatakan pada Rabu, 12 November 2025 bertepatan dengan peringatan hari ayah.
Anggota Komisi E DPRD Surabaya Puguh Wiji Pamungkas menyebut, angka minimnya peran ayah dalam tumbuh kembang anak-anak di Indonesia cukup tinggi. Di 2021, data UNICEF menunjukkan sekitar 20,9 persen anak-anak Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah.
Data itu, diperkuat oleh hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Maret 2024. Yang menyebutkan ada sekitar 15,9 juta anak di Indonesia mengalami fenomena fatherless.
Dari jumlah tersebut, 4,4 juta anak hidup tanpa ayah secara fisik. Sementara 11,5 juta anak memiliki ayah yang terlalu sibuk bekerja lebih dari 60 jam per minggu sehingga jarang berinteraksi dengan anak.
BACA JUGA:Fenomena Fatherless Country: Ketika Peran Emosional Ayah Jarang Dibahas di Indonesia
BACA JUGA:4 Dampak Fatherless terhadap Anak Perempuan dan 3 Solusi Mengatasinya
Sementara di Jawa Timur sendiri, Puguh menyebut sebanyak 2,1 juta anak mengalami fenomena fatherless. ”Angka ini cukup tinggi tinggi dan sudah seharusnya membutuhkan perhatian serius,” kata Sekretaris Fraksi PKS Jatim ini.
Menurutnya, Pemprov bersama Pemkot dan Pemkab Se-Jawa Timur sudah seharusnya memiliki langkah taktis dan strategis. Yang harus bersifat holistik serta melibatkan banyak pihak.
”Dan isu ini harus terus digaungkan. Agar tumbuh kesadaran bersama,” celetukya.
Puguh menambahkan, masih ada jutaan anak fatherless di Jatim merupakan sinyal bahaya bagi kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Apalagi Jatim merupakan provinsi kedua terbesar se-Indonesia.
Puguh menyakini, Keutuhan dan kekuatan bangsa ditentukan oleh keluarga yang utuh. Termasuk peran ayah dalam membangun tumbuh kembang anak. Jika kehadiran ayah tidak dirasakan, baik secara fisik maupun emosional, maka ketahanan keluarga dan bangsa ikut terancam.
Untuk itu, Puguh menyarankan semua pihak untuk kembali menggaungkan sosialisasi ”gerakan ayah kembali ke rumah”. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang memberi ruang bahwa ayah mempunyai waktu untuk ikut mendampingi anak. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: