Rayakan Kreativitas Anak Asuh, Yayasan Ibnu Sina Kertajaya Pamerkan Karya Lukis Pahlawan Mimpi

Rayakan Kreativitas Anak Asuh, Yayasan Ibnu Sina Kertajaya Pamerkan Karya Lukis Pahlawan Mimpi

Pameran Karya Lukis "Pahlawan Mimpi" 2025 oleh Yayasan Ibnu Sina Kertajaya, menghadirkan karya tulus anak-anak yang tumbuh bersama proses berkarya. --Yayasan Ibnu Sina Kertajaya

Kegiatan melukis di Yayasan Ibnu Sina Kertajaya pertama kali diselenggarakan pada 2015. Gagasan itu lahir dari keprihatinan melihat kondisi psikologis anak-anak asuh yang kekurangan kasih sayang, dukungan, dan bentuk pengakuan dari orang-orang yang seharusnya menjadi pelindung mereka. 

Melukis kemudian dipilih sebagai media katarsis, yaitu wadah aman untuk menuangkan emosi.

BACA JUGA: Pameran Seni ARTSUBS 2025 Surabaya, Tentang Membungkus Cinta dan Luka dalam Estetika

BACA JUGA: ARTSUBS 2025 di Surabaya, Pameran Seni Kontemporer dan Ruang Refleksi Dunia Pasca Industri

“Awalnya kami hanya ingin mereka punya ruang untuk meluapkan perasaan, bukan untuk mengejar prestasi,” kata Nunung.

Namun, konsistensi mengantarkan yayasan pada titik yang tak terbayangkan. Seiring berjalannya waktu, perkembangan kemampuan mereka semakin terlihat. 


GALERI lukisan karya anak asuh Yayasan Ibnu Sina Kertajaya menjadi wujud ekspresi, harapan, dan mimpi yang terus tumbuh. --Harian Disway

Dari semula tak pernah menang lomba, kini 8 dari 10 perwakilan yayasan berhasil menjadi juara dalam berbagai kompetisi seni. Bagi pengurus yayasan, capaian itu bukan tujuan, melainkan bonus dari ketekunan mereka.

BACA JUGA: Sal Priadi Merasa Tertampar saat Mengunjungi Pameran Seni ARTJOG 2025

BACA JUGA: Kementerian Ekraf Beri Apresiasi pada Pameran Seni ARTJOG sebagai Wujud Ekonomi Kreatif

Kegiatan melukis itu dibimbing oleh Surahman. Lelaki yang akrab dipanggil Eyang Rahman itu adalah relawan yang sejak 2015 menularkan kemampuan seninya kepada anak-anak. 

Di tangan Eyang Rahman, kegiatan melukis berkembang menjadi latihan karakter untuk menumbuhkan kesabaran, kreativitas, dan rasa percaya diri.

Pameran sebenarnya bukan rencana sejak awal. Anak-anak hanya diminta melukis setiap minggu, dengan satu prinsip bahwa setiap karya selalu dihargai, tanpa tuntutan hasil.

BACA JUGA: Jalan Menuju Cahaya: Pameran Seni Rupa Lintang Lima dalam Rasa Rasaning Karsa

BACA JUGA: Wisma Jerman Gelar Pameran Lukisan La Wet oleh Daniel Kho, Serukan Pentingnya Keseimbangan Alam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: