Apresiasi H. P. Berlage, Angeline Basuki & Tim Lacak Warna Asli Gedung Singa
KACA PATRI ikonik Gedung Singa memperlihatkan gambar dua perempuan beda gaya busana dan beda ras menimang bayi. Di tengahnya duduk malaikat bersayap.-Afif Siwi-Harian Disway-
BACA JUGA:Johan Silas: Pelestarian Cagar Budaya di Surabaya itu Penting
BACA JUGA:Grha Wismilak Sering Jadi Percontohan Bangunan Cagar Budaya, Penghargaan Berderet-deret
Dari penelusuran arsip itu pula, Angie tahu bahwa pembangunan Gedung Singa melibatkan korespondensi Indonesia-Belanda antara kontraktor dan Berlage. “Komunikasinya lewat surat yang dititipkan kapal. Bisa 3-4 minggu,” katanya.
Sebelumnya, desain Gedung Singa dipercayakan kepada M.J. Hulswit. Namun, Berlage mengambil-alih setelah mengkritik kesesuaian rancangan bangunan dengan kondisi Indonesia.
Kabarnya, Hulswit sempat menggambar ulang desainnya di Surabaya. Namun, ia kemudian mundur dari proyek tersebut. Bahkan, kontraktornya kemudian digantikan J.E. Scheffer.
Setelah proses panjang mulai akuisisi lahan, pembuatan desain dan perubahan serta penyesuaiannya, Gedung Singa mulai dibangun pada 1901. Rujukan-rujukan yang ditelusur Angie menyebutkan bahwa Gedung Singa rampung dibangun pada 1902. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: