DAYKAVE 6.0 di ISTTS Jadi Ajang Seru Pameran Ide Fashion hingga Konsep Marketing
DAYKAVE 6.0 di ISTTS jadi ajang seru pameran ide fashion hingga konsep marketing. - Afif Siwi - Harian Disway
Moveno, salah seorang mahasiswa program studi DKV membuat rekayasa integrated marketing bertema travel. “Untuk produk yang aku pilih adalah Traveloka. Di sini aku pakai unsur biru sebagai salah satu warna di desain konsep marketing ini karena mencerminkan Traveloka itu sendiri dan cocok untuk edukasi budaya,” tambahnya.
BACA JUGA:Dari Geopolitik hingga AI, Surabaya Marketing Week 2025 Fokus pada Kolaborasi dan Adaptasi
BACA JUGA:Tip Strategi Content Marketing yang Efektif untuk Social Media Specialist
Kemudian, ada juga peserta DAYKAVE yang membuat rupa dasar yang mengusung tema The Flow of Life. Makna dari tema itu adalah kehidupan manusia yang acapkali diterpa persoalan hidup.
“Itu menunjukkan kalau kita belajar dan bertumbuh itu dari banyaknya masalah,” kata Kezia, sebagai salah satu anggota kelompok yang membuat proyek tersebut.
Salah satu cerita misteri yang seru untuk dijadikan story telling lewat proyek digital illustration adalah tentang Sang Penjaga Lentera Kertas. Karya itu milik Valerie.
Dia merakit papan berwarna hitam yang ditempel dengan kertas HVS A4. Siapa pun bisa membaca tulisan sekaligus mengamati ilustrasi yang mendukung alur cerita di dalamnya.
BACA JUGA:12 Kata Kunci Ilustrasi Canva biar Kartu Ucapan Tahun Baru Makin Cantik
BACA JUGA:Let’s Recycle, It’s Your Future: Adik-adik Ayo Lakukan 3R pada Sampah!
“Saya bikin ilustrasinya dengan cara menggambar di tablet. Saya berharap bisa menampilkan cerita ini dengan ilustrasi yang jelas, walaupun rasanya mungkin masih kurang jago membuatnya,” papar Valerie.
Setelah itu, ada kelompok upcycle fashion di DAYKAVE yang berupaya mengkreasikan desain fashion dengan tema besar Wednesday dan Enid Sinclair. Peserta juga melakukan fashion show untuk menunjukkan karya mereka di pameran.
Dari tema itu, muncul ide baru yang terinspirasi dari Alice in Wonderland dengan memadukan kain hitam dan colorful. Seperti Wednesday yang identik dengan gaya fashion berwarna hitam, sedangkan Enid Sinclair yang bernuansa colorful.
“Kita pilih tokoh Mad Hatter. Ini topinya dari kardus dan buffalo. Kain perca dipakai untuk topi, baju, dan jas. Saya dapat kain perca dari teman saya sendiri yang simpan banyak di rumah. Lalu, ada selendang sutra mama saya di rumah,” kata Natalia Agustin, salah satu anggota tim dari proyek tersebut.
BACA JUGA:Tapak Sena: Komik Buatan Mahasiswa DKV ITS, Suarakan Isu Limbah Makanan Anak-Anak
BACA JUGA:BRI Perkuat Aksi Daur Ulang Limbah dan Reduksi Emisi dalam Operasional Perusahaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: