Cari Mobil Paling Hemat 2025? Cek Dulu Perbandingan Mobil Listrik vs Mobil Bensin
Di tahun 2025 dengan harga listrik dan tarif bensin yang terus meningkat, perbandingan antara mobil listrik dan mobil bensin semakin relevan. -Tramino -Istock
Meskipun banyak kelebihan, mobil listrik juga punya kelemahan. Harga awal pembelian terkadang lebih mahal dibanding mobil bensin, terutama untuk model dengan spesifikasi premium atau kapasitas baterai yang besar.
Ketersediaan infrastruktur pengisian daya juga menjadi tantangan di beberapa wilayah. Jika tidak ada stasiun pengisian kendaraan listrik, pengguna bisa kesulitan mengisi daya saat bepergian jauh.
Selain itu, pengisian daya di tempat umum seringkali lebih mahal daripada tarif listrik rumah, sehingga efisiensi bisa berkurang jika sering memakai fasilitas publik.
Depresiasi dan nilai jual kembali juga menjadi pertimbangan. Mobil listrik masih relatif baru di pasar Indonesia, dan fluktuasi nilai jual kembali bisa lebih besar dibanding mobil konvensional.
BACA JUGA: GIIAS Surabaya 2025: Tiongkok Masih Dominasi Mobil Listrik, GWM hingga BAIC Jadi Pendatang Baru
BACA JUGA: Wuling Luncurkan New Air EV dan Cloud EV di Surabaya, Siap Kuasai Pasar Mobil Listrik Jawa TImur!
Hal ini bisa memengaruhi perhitungan biaya total jika pengguna berniat menjual kembali mobil dalam jangka waktu menengah.
Pada akhirnya, untuk menentukan mobil mana yang paling hemat tergantung dari kebutuhan dan gaya hidup pengguna.
Jika membutuhkan mobil untuk aktivitas harian, rutinitas dalam kota, commuting, atau sering menempuh jarak menengah ke dekat, mobil listrik cenderung lebih hemat secara operasional maupun perawatan.
Namun jika sering melakukan perjalanan jauh, terkendala infrastruktur charging, atau mempertimbangkan harga awal serta nilai jual kembali, mobil bensin masih lebih fleksibel. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: