Hari Disabilitas Internasional 2025: Momentum Membangun Masyarakat Inklusif

Hari Disabilitas Internasional 2025: Momentum Membangun Masyarakat Inklusif

ILUSTRASI Hari Disabilitas Internasional 2025: Momentum Membangun Masyarakat Inklusif.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

KISAH INSPIRATIF: AZZAM NUR MU’JIZAT DAN PELUKAN HANGAT UNTUK POTENSI TANPA BATAS

Pada peringatan Hari Guru Nasional 2025, di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Jumat, 28 November 2025,

sejenak hening sebelum riuh tepuk tangan membahana menyambut Azzam Nur Mu’jizat, siswa kelas I SMPLB PKK, Gedeg, Mojokerto.

Azzam, demikian ia disapa, memiliki kondisi yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Ia lahir tanpa kelopak mata. Meski begitu, sosoknya dikenal sebagai bocah bersuara emas. Bahkan, suaranya pernah menggema ke seluruh dunia saat ia ikut mengisi acara Peringatan 1 Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, pada 7 Februari 2023.

Azzam adalah salah seorang vokalis pilihan NU yang membawakan lantunan salawat Asyghil bersama tiga vokalis cilik lainnya. Penampilannya diiringi aransemen dari komponis kenamaan Indonesia, Addie M.S., pada resepsi puncak peringatan tersebut.

Begitu juga saat peringatan Hari Guru, Azzam menyanyikan lagu Terima Kasih Guru

Presiden Prabowo Subianto yang menyaksikan penampilan Azzam dengan penuh perhatian langsung menghampiri dan memeluknya. Kehangatan pelukan kepala negara itu menjadi momen yang sangat menyentuh dan memperlihatkan bahwa potensi setiap anak Indonesia, termasuk mereka dengan keterbatasan, berhak mendapatkan dukungan penuh.

Bagi Azzam, momen itu tak terlupakan. Bagi seluruh hadirin, pelajaran berharga tersirat: pendidikan bukan hanya soal belajar, melainkan juga tentang memberikan ruang dan penghargaan agar setiap anak bisa bersinar.

CONTOH INSPIRATIF: KISAH SUKSES DARI KOMUNITAS DISABILITAS DI JAWA TIMUR

Untuk memberikan gambaran nyata tentang peran komunitas disabilitas dalam mengubah kehidupan anggotanya, mari kita simak kisah Ibu Siti dari Omah Difabel Surabaya.

IBU SITI, PERAJIN BATIK CIPRAT DARI OMAH DIFABEL

Ibu Siti adalah penyandang disabilitas fisik yang sejak kecil mengalami keterbatasan bergerak. Sebelum bergabung dengan Omah Difabel pada 2017, dia merasa minder dan sulit mendapatkan pekerjaan sesuai kondisinya.

Di komunitas itu, Ibu Siti mendapatkan pelatihan membuat batik ciprat –teknik batik mencipratkan lilin ke kain secara unik. Awalnya, dia merasa kesulitan karena keterbatasan fisiknya. Namun, berkat ketekunan dan dukungan dari teman-teman, akhirnya dia mampu menguasai teknik tersebut.

Sekarang hasil karya Ibu Siti dipasarkan secara online hingga ke berbagai daerah di Indonesia. Dari hasil penjualan, ia bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan merasa lebih percaya diri.

”Sejak bergabung di komunitas ini, saya merasa lebih berguna dan punya harapan,” kata Siti sambil tersenyum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: