Kisah Pelarian Perampok-Pembunuh Bos Kerupuk Palembang: Buron Katek Ongkos
ILUSTRASI Kisah Pelarian Perampok-Pembunuh Bos Kerupuk Palembang: Buron Katek Ongkos.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Tersangka perampok-pembunuh bos kerupuk di Palembang, Dian Satria, 34, ditangkap polisi di Cimahi, Bandung, Selasa, 2 Desember 2025, delapan hari setelah pembunuhan. Katanya, ia dalam pelarian kehabisan duit rampokan Rp2 juta. Dalam bahasa Palembang, ia mengatakan, ”katek ongkos.”
SAAT tersangka Satria ditampilkan di konferensi pers di Polrestabes Palembang, Kamis, 4 Desember 2025, ia ditanya-tanya wartawan. Jawabannya polos. Terkesan kejam, khas penjahat tindak kekerasan kelas bawah.
Ditanya, kalau merampok, mengapa ia harus membunuh? Dijawab, ia marah karena korban berkata kasar. Saat itu, Selasa malam, 25 November 2025, ia mendatangi toko milik korban Darma Kusuma, 52, namanya toko kerupuk Kembang Suwandi, di Jalan Pengadilan, Palembang.
BACA JUGA:Bos Kerupuk Dirampok-Dibunuh Bekas Pegawai: Awas, Bias Keadilan
BACA JUGA:Perampokan-Pembunuhan Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi: High Risk Low Return
Satria sudah menyanggong di dekat toko itu sejak beberapa jam sebelum kejadian. Ketika Darma datang, jalan kaki dari luar hendak membuka rolling door toko, Satria mendekati. Ia menyapa, minta pekerjaan.
Dijawab Darma, tidak ada. ”Pergilah kau dariku,” ujarnya. Di situ Satria marah. Ia sudah membawa sabit dalam tasnya. Disabetkan ke leher korban sampai meninggal.
Kemudian, pelaku masuk ruko, naik ke lantai dua. Ia ketemu istri korban Yeni Suwandi, 40. Pelaku menggorok leher Yeni juga. Kini kondisi Yeni kritis, dirawat di RS Charitas, Palembang.
BACA JUGA:Pegawai Toko HP di Bandung Dibantai Perampok: Mereka Kepergok di Toilet
BACA JUGA:Perempuan Pedagang Mobil Bekas Dirampok-Dibunuh: Pelaku Sudah 'Menggambar'
Perampokan modus gorok leher pernah dilakukan Satria terhadap anak laki-laki SMP di sebuah mal di Palembang, 2019. Ia sudah dihukum untuk itu. Ini kali kedua.
Bagi keluarga korban, pelaku sudah dikenal. Pelaku dulu pegawai toko kerupuk itu, kemudian diberhentikan. Polisi menyatakan, pelaku sudah mondar-mandir di sekitar toko tersebut sejak dua pekan sebelum merampok.
Ditanya wartawan, mengapa merampok? Dijawab, ia sudah lama menganggur. Ia (bujang) punya pacar seorang janda satu anak di Palembang. Maksudnya, uang hasil rampokan semestinya untuk menghidupi dirinya dan janda dan anak itu.
Berapa hasil rampokan? ”Dua juta (rupiah) dan satu HP. HP-nya masih ada, saya matikan (tombol power, Red). HP saya juga saya matikan. Uangnya habis buat mondar-mandir dan makan di Bandung. Saya mau menyerahkan diri, tapi ditangkap. Katek ongkos nak balik Palembang,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: