PBNU Gonjang-ganjing, Dekatkanlah Yang Jauh
ILUSTRASI PBNU Gonjang-ganjing, Dekatkanlah Yang Jauh.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
RISALAH rapat harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 20 November 2025 yang ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, yang meminta KH Yahya Cholil Staquf mundur sebagai ketua umum Tanfidziyah PBNU, telah menjadi isu perdebatan hangat. Tidak hanya di kalangan nahdliyin, tetapi juga masyarakat secara umum.
Sebab, itu telah menjadi konsumsi publik. Apalagi, komentar di media sosial bertebaran, antara yang pro dan kontra.
Rapat harian syuriyah tersebut telah memenuhi kuorum karena dihadiri 37 orang diantara 53 pengurus harian syuriyah (69 persen). Syuriyah adalah organ tertinggi di PBNU, kurang lebih seperti “MPR”-nya PBNU, sedangkan tanfidziyah adalah organ pelaksana (eksekutif).
BACA JUGA:PBNU sebagai Peradaban: Sekeras Apa pun Orang NU Bertengkar, Tak Akan Tinggalkan NU
BACA JUGA:Gaya Komunikasi Politik PBNU: Isuk Dele Sore Tempe ala Gus Yahya?
Selanjutnya, pada 26 November 2025 diikuti keputusan Syuriyah PBNU yang menyatakan bahwa KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) tidak lagi menjadi ketua umum PBNU. Ia tidak lagi diperkenankan menggunakan berbagai atribut sebagai ketua umum PBNU.
Di sisi lain, Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya tetap menjadi ketua umum PBNU karena rapat harian syuriyah dianggap tidak sah sebagai forum untuk meminta ketua umum mundur atau berhenti. Menurut Gus Yahya, forum muktamarlah yang sah untuk membahas persoalan tersebut.
PERSONAL ATAU INSTITUSIONAL?
Isu yang melanda PBNU merupakan persoalan personal atau institusional?
BACA JUGA:Kiai Mif vs Gus Yahya di Pusaran Konflik PBNU
BACA JUGA:PBNU dan Wajah Baru Santri
Terdapat analisis, persoalan tersebut dimulai dari kesenjangan personal, kemudian merembet ke institusional, bahkan dikaitkan dengan persoalan tambang yang diberikan pemerintah pada masa Presiden Joko Widodo.
Untuk memahami dan mengkaji persoalan tersebut, kita dapat melihatnya dari perspektif sosiologi agama untuk menganalisisnya.
Sosiologi agama merupakan salah satu perspektif yang memahami dan mengkaji gejala kehidupan beragama sebagai fenomena sosial dan realitas sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: