Antara Brasil, Vietnam, dan Kolombia, Yang Mana Bos Kopi Dunia?

BACA JUGA:Menyeduh Inklusi di Secangkir Kopi: Belajar dari Cafe Cerita Spectra

BACA JUGA:UKWMS Angkat Kopi Desa Kucur Jadi Produk Premium Bertaraf Nasional

Arabica Kolombia ditanam di pegunungan dengan teknik pengolahan yang rapi. Hasilnya adalah rasa yang bersih, clean, dan mudah dikenali.

Meski volumenya tak sebesar Brasil atau Vietnam, Kolombia punya daya tarik tersendiri. Yakni, konsistensi rasa dan cerita asal-usul yang kuat. Di banyak kedai specialty, nama Kolombia selalu punya tempat sendiri.

Indonesia dan Ethiopia, Rasa dan Keunikan Regional

KOPI INDONESIA punya body tebal dan karakter earthy. -kamranaydinov-freepik.com

Ethiopia diyakini sebagai tanah kelahiran kopi Arabica. Di sini, kopi bukan hanya komoditas, melainkan bagian dari budaya. Rasanya bisa floral, fruity, bahkan mirip teh. Setiap biji seakan membawa jejak sejarah panjang.

Indonesia pun tak kalah menarik. Dari Sumatera hingga Jawa, kopi Indonesia dikenal dengan body yang tebal dan karakter yang earthy. Robusta mendominasi volume, tetapi Arabica-nya punya penggemar setia di pasar dunia.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Owner Perusahaan Kopi Kapal Api Soedomo Mergonoto: Dang Ji Li Duan

BACA JUGA:Mengenal Chagaccino, Minuman Kopi Unik Dengan Campuran Jamur Chaga yang Kaya Manfaat

Pada akhirnya, dunia kopi berdiri di atas dua pilar utama yaitu Arabica dan Robusta. Arabica menawarkan kompleksitas rasa dan keanggunan, sementara Robusta memberi kekuatan, kafein, dan stabilitas pasokan.

Arabica dan Robusta saling melengkapi. Ketika kita menyesap kopi di pagi hari, jarang kita memikirkan cuaca di Brasil atau panen di Vietnam. Tapi semua itu terhubung.

Perubahan iklim, fluktuasi produksi, hingga nasib petani di berbagai negara ikut menentukan rasa dan harga di cangkir kita. Kopi mengajarkan satu hal sederhana: dunia ini saling terkait, bahkan lewat hal sekecil seteguk minuman.

Jadi, yang manakah bos kopi dunia? Mungkin jawaban idealnya bukan tunggal alias satu negara. Brasil memimpin, Vietnam menjaga keseimbangan, Kolombia merawat kualitas, dan negara lain memberi warna.

BACA JUGA:KAPPI Tegaskan Eksistensi Kopi Indonesia di Jepang Lewat SCAJ 2025 dan Expo 2025 Osaka

BACA JUGA:Hari Kopi Internasional 2025, 1 Oktober: Denyut Nadi Surabaya dalam Segelas Kopi

Sementara, kita sebagai penikmatnya, cukup duduk sejenak menyeruput kopi dan menikmati cerita panjang yang tersaji tanpa banyak bicara. (*)

*) Peserta Magang Kemenaker RI

Sumber: foreign algiculture service