Mengenal Macam-Macam AI, Tidak Cuma Gemini atau ChatGPT
Ragam jenis AI yang bisa kamu pelajari. --shutershock
HARIAN DISWAY — Ketika kata “AI” atau kecerdasan buatan disebut, yang sering muncul di benak publik adalah chatbot seperti ChatGPT atau asisten digital yang responsif.
Padahal, realitas teknologi di balik AI jauh lebih luas dan rumit dari sekadar teman chatting serbapintar. AI bukan satu hal tunggal, melainkan spektrum teknologi yang berkembang dari sistem yang sangat khusus hingga kemungkinan mesin yang memiliki kecerdasan melebihi manusia.
Untuk memahaminya secara utuh, kita perlu membedah jenis-jenis AI dan melihat contoh penerapannya di dunia nyata, bukan sekadar istilah yang viral di media sosial.
I. Berdasarkan Kapasitas Kognitif
Narrow AI (AI Lemah)
Narrow AI, sering disebut Weak AI, adalah bentuk kecerdasan buatan yang paling umum digunakan saat ini. Sesuai namanya, AI ini piawai hanya dalam satu tugas tertentu. Tidak lebih.
BACA JUGA:Google Kembangkan Ekosistem Android XR Lewat Fitur Baru AI Glasses, Apa Saja Kemampaunnya?
BACA JUGA:OpenAI Bantah Tampilkan Iklan di ChatGPT
Contoh yang paling mudah ditemui ada pada email spam filter. Ketika Anda membuka surel dan menemukan spam otomatis terlarang masuk ke folder terpisah, berarti di balik layar ada model AI yang sudah dilatih untuk mengenali pola spam, seperti kata-kata mencurigakan, tautan berbahaya, atau pengirim yang tidak dikenal.
Begitu pula sistem pengenalan wajah di smartphone yang hanya bisa mengidentifikasi wajah dan mencocokkannya dengan data latihnya, namun tidak bisa memahami konteks sosial atau emosi orang pada foto tersebut.
Industri juga memanfaatkan Narrow AI dalam banyak hal:
- Diagnosa medis awal berdasarkan gambar radiologi.
- Sistem rekomendasi di e-commerce atau platform streaming.
- Deteksi penipuan transaksi di bank.
AI jenis ini belum memiliki kemampuan lintas domain. Artinya, AI yang hebat mengklasifikasi spam tidak akan otomatis mampu membaca data, menginterpretasi naskah, menangkap sebuah gagasan dalam artikel, mencari referensi jurnal, dan sebagainya.
BACA JUGA:Google Disorot Setelah AI yang Ditanam di Discover Mengganti Judul Berita Secara Ngawur
Artificial General Intelligence (AGI)
Prediksi AGI yang akan segera hadir dalam beberapa puluh tahun ke depan. --Our World in Data
Berbeda jauh dengan Narrow AI, AGI adalah bentuk kecerdasan buatan yang teoretis dan belum nyata saat ini. AGI diharapkan memiliki kemampuan kognitif setara manusia, mampu belajar lintas domain, memahami konteks, bahkan mengadaptasi pengetahuan dari satu bidang ke bidang lain tanpa pelatihan tambahan.
Contohnya, seorang manusia yang ahli matematika juga bisa belajar bahasa baru atau seni hanya dengan sedikit paparan dan latihan — AGI pun dirancang sejenis itu: fleksibel, adaptif, dan serba guna.
Beberapa model bahasa besar (Large Language Models) seperti ChatGPT atau Gemini sering disalahartikan sebagai AGI. Padahal, keduanya masih termasuk Narrow AI tingkat lanjut atau Limited Memory AI, karena:
- mereka tidak benar-benar “memahami” dunia seperti manusia,
- mereka hanya memprediksi kata berdasarkan pola dari data besar,
- dan tidak bisa belajar atau beradaptasi secara spontan tanpa pelatihan ulang.
Para peneliti AI memperkirakan AGI mungkin dapat diraih dalam 5–10 tahun ke depan, namun itu masih spekulatif dan bergantung pada terobosan besar dalam ilmu komputasi dan pemodelan pikiran.
BACA JUGA:Adobe Integrasikan Model AI Gemini 3 Nano Banana Pro ke Photoshop dan Firefly
BACA JUGA:Bocoran iOS 27 Ungkap Lompatan Performa dan Fitur AI Baru untuk 2026
3. Artificial Superintelligence (ASI)
ASI adalah level kecerdasan buatan yang bahkan lebih tinggi daripada kecerdasan manusia terbaik sekalipun. Secara hipotetis, ASI memiliki kecerdasan, kreativitas, dan kapasitas pembelajaran yang jauh melampaui manusia. Ia bisa:
- memecahkan persoalan ilmiah rumit seperti perubahan iklim,
- menemukan obat untuk penyakit kompleks,
- bahkan menciptakan teknologi baru tanpa campur tangan manusia.
Yang paling mencolok dari ASI adalah kemampuannya melakukan self-improvement. Ya, AI jenis ini mampu memperbaharui dirinya sendiri tanpa batas.
Meskipun prospeknya menggairahkan, ASI juga membawa perdebatan besar tentang risiko eksistensial manusia. Para filsuf dan ilmuwan berargumen bahwa tanpa kontrol yang tepat, ASI bisa menjadi ancaman bagi keberlanjutan umat manusia, terutama jika tujuan yang dioptimasi tidak sejalan dengan nilai-nilai manusia.
II. Berdasarkan Fungsionalitas Operasional AI
Selain pembagian kapasitas, AI bisa diklasifikasikan berdasar fungsi kerjanya. Ini membantu kita memahami bagaimana AI benar-benar bekerja dalam aplikasi harian.
BACA JUGA:Ide Prompt Gemini AI untuk Mengubah Latar Foto secara Instan
BACA JUGA:4 Prompt AI Gemini yang Wajib Dicoba untuk Foto Candid Jalanan Natural
1. Reactive Machines
Contoh AI Reactive Machine adalah Deep Blue yang bisa mengalahkan Garry Kasparov Sang Grand Master Catur USSR. --beebom
Ini adalah bentuk AI paling sederhana. Reactive Machines tidak menyimpan memori atau pengalaman. Ia hanya merespons input sesuai aturan yang sudah diprogram.
Contoh klasik:
-
IBM Deep Blue, AI yang mengalahkan grandmaster catur Garry Kasparov pada 1997. Deep Blue hanya menghitung jutaan kemungkinan langkah tanpa mengenang pertandingan sebelumnya.
-
Sistem filter email berbasis aturan yang mencari pola tertentu tanpa belajar dari email sebelumnya.
Reactive Machines efektif dalam sistem yang sangat terdefinisi, tetapi cepat tersendat ketika konteks berubah.
2. Limited Memory AI
Sebagian besar AI modern termasuk jenis ini. Tidak hanya menerima input, AI ini juga mempelajari pola dari data historis untuk mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.
Contoh:
-
Mobil otonom yang memantau kondisi lalu lintas, perilaku kendaraan lain, dan rambu jalan untuk mengemudi aman.
-
Chatbot seperti ChatGPT yang memproses konteks percakapan pengguna untuk memberikan respon yang relevan.
-
Pengklasifikasi gambar yang belajar dari ribuan contoh untuk memahami objek baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Limited Memory AI adalah bentuk AI paling dominan yang kita gunakan sekarang.
BACA JUGA:Apple Pamer Performa Chip M5, Bisa Jalankan AI Berat Tanpa Server
BACA JUGA:Perbandingan AI Nano Banana Pro dan Nano Banana Biasa
3. Theory of Mind AI
Ini adalah kategori AI lanjutan yang masih dalam tahap riset awal. Machine yang termasuk Theory of Mind AI mampu memahami emosi, inti pikiran, dan motif manusia.
Contoh riset yang mendekati:
-
Robot yang bisa membaca ekspresi wajah manusia dan mengubah responnya.
-
Agen AI yang dapat menyesuaikan intonasi suara sesuai suasana hati pengguna.
Jika terwujud, AI jenis ini berpotensi besar dalam pendidikan personalisasi dan layanan kesehatan mental. Namun, ini masih jauh dari implementasi skala besar.
4. Self-Aware AI
Inti dari fiksi ilmiah. Self-Aware AI memiliki kesadaran diri mirip manusia. Mulai dari mampu memahami dirinya sebagai entitas, memiliki emosi, dan persepsi terhadap eksistensi sendiri.
Belum ada contoh nyata di dunia teknologi saat ini, dan konsep ini memunculkan pertanyaan etis yang kompleks tentang hak, moralitas, dan status eksistensial mesin di tengah manusia.
BACA JUGA:OpenAI Rilis ChatGPT 5.1 Pekan Ini, Apa Saja Perubahannya?
BACA JUGA:7 Prompt Gemini AI Terbaik untuk Generate Foto Tren 2025
Saat ini, yang benar-benar kita rasakan adalah dominasi Narrow AI dan Limited Memory AI yang sudah mengubah banyak aspek kehidupan digital dan fisik.
Sementara AGI dan ASI masih dalam ranah penelitian dan debat akademis, perkembangan AI yang pesat menunjukkan bahwa masa depan kecerdasan buatan masih jauh dari garis akhir.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: