Cheng Yu Pilihan Anggota DPR RI Daniel Johan :Huo Xi Fu zhi Suo Yi?Fu Xi Huo zhi Suo Fu

Jumat 29-04-2022,14:50 WIB
Reporter : Novi Basuki & Annie Wong
Editor : Tomy C. Gutomo

DANIEL Johan tak mau muluk-muluk menjalani hidup. "Bila banyak orang yang mengamalkan pepatah gantungkan cita-citamu setinggi langit, saya sebaliknya: tidak ada cita-cita. Ngalir saja," ungkap politikus PKB itu.

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Barat I tersebut sepertinya adalah penggemar Lao Tzu. Pasalnya, filsuf pendiri Taoisme ini masyhur dengan ajarannya yang disebut " 无 为 " (wú wéi): tak usah ngoyo, woles ae.

Ditambah lagi, melalui WA, Daniel mengirimkan kalimat, "Di mana ada kekalahan di situ ada kemenangan. Di mana ada kesedihan, di situ ada kegembiraan. Berhasil mengatasi kalah dan menang adalah keberuntungan sejati." Yang tak lain merupakan penjelasan dari pernyataan Lao Tzu dalam bab 58 kitabnya, Tao Te Ching ( 道德 经 ).

Di sana, Lao Tzu bilang, " 祸 兮福之所倚,福兮 祸 之所伏 " (Huò xī fú zhī suǒ yǐ , fú xī huò zhī suǒ fú). Yang artinya: "Bencana adalah sandaran keberuntungan, di balik keberuntungan ada bencana." Dalam artian: kemujuran dan keapesan, kemenangan dan kekalahan, kegembiraan dan kesedihan, dan seterusnya..., ialah bagaikan dua sisi keping mata uang yang saling bergantung –dan bahkan saling bergantian. Kadang di atas, kadang di bawah.

Yang penting, "selama kita berbuat yang terbaik, pengalaman saya membuktikan bahwa banyak capaian dan kemajuan yang kita raih meskipun itu tidak kita kejar," terang Daniel yang kini punya dua anak.

Juga, yang tak kalah penting, tahu batas. Sebab, sebagaimana diingatkan Lao Tzu dalam bab 9 Tao Te Ching, " 持而盈之,不如其已。揣而 锐 之,不可 长 保。金玉 满 堂,莫之能守。富 贵 而 骄 ,自 遗 其咎。功成名遂身退 " (Chí ér yíng zhī, bù rú qí yǐ. Chuǎi ér ruì zhī, bù kě cháng bǎo. Jīn yù mǎn táng, mò zhī néng shǒu. Fù guì ér jiāo, zì yí qí jiù).

Yang terjemahan bebasnya: Terus-menerus menuang air ke mangkuk, sebaiknya berhenti sebelum airnya tumpah. Mengasah pisau tak henti-hentinya supaya tajam, malah akan aus. Menimbun harta hingga menenuhi rumah, malah tak akan mampu menjaganya. Memamerkan kekayaan dan kemuliaan, malah akan mendatangkan kemusnahan bagi diri sendiri.

Intinya, kata puisinya Chairil Anwar, "Sekali berarti, sudah itu mati." (*)

 

 

Kategori :