Laksamana Cheng Ho merupakan sosok mahsyur di Jawa Timur. Laksamana asal Tiongkok itu berperan penting dalam penyebaran agama Islam. Dua finalis Koko Cici Jawa Timur (Koci Jatim) 2021 menjabarkan sosoknya dengan berkunjung ke lokasi terkait.
Ferdinand Marco Aloei memilih menjelajahi Masjid Muhammad Cheng Ho, Pandaan. Tempat ini memiliki fungsi sebagai pusat peribadahan umat islam sekaligus lokasi pariwisata.
Masjid ini hampir sepenuhnya berornamen Negeri Tirai Bambu. Dindingnya bercat merah, terdapat kaligrafi tulisan Arab Tiongkok. Serta atap meruncing layaknya tempat peribadatan Tri Dharma.
”Tempat ini dibangun untuk mengabadikan kehebatan Laksamana Cheng Ho sebagai pemimpin pasukan yang hebat sekaligus penyebar agama Islam di Pasuruan,” kata Ferdinand.
Fakta itu tertuang dalam sebuah prasasti yang ditempatkan di dekat pintu masuk utama. Di sana, tertulis kalau Cheng Ho memimpin pasukan berjumlah ribuan orang untuk melakukan penjelajahan ke Benua Asia dan Afrika.
Cheng Ho melakukan penjelajahan dunia sebanyak tujuh kali dari tahun 1405 sampai 1433. Rombongan kapal-kapalnya mengunjungi Nusantara, Thailand, India, Arabia, dan Afrika Timur.
Bahkan ada beberapa spekulasi yang memperkirakan perjalanan kapal Cheng Ho jauh melampaui Semenanjung Harapan Afrika Selatan.
Ia membentuk komunitas Muslim di Palembang dan di Kalimantan Barat. Selanjutnya membentuk berbagai komunitas serupa di pesisir Jawa, semenanjung Malaysia dan Philipina.
Kisah tentang kehebatan Laksamana Cheng Ho dituturkan oleh Paulina Cornelia Chandra, finalis Koci Jatim 2021.
Perempuan kelahiran Jember itu melacaknya dengan berkunjung ke Kelenteng Sam Poo Tay Djien. Biasa dikenal dengan Kelenteng Mbah Ratu. Letaknya berada di kawasan Morokrembangan, Surabaya Utara.
Tempat peribadatan umat Tri Dharma ini dibangun sekitar 1935. Paulina membuktikan kalau Kelenteng Mbah Ratu memiliki ciri akulturasi budaya Tionghoa, Kejawen, dan Timur Tengah. Hal itu mirip dengan apa yang ada di Masjid Muhammad Cheng Ho, Pandaan.