Bapak Wushu Indonesia IGK Manila dan 30 Tahun Perjuangan

Senin 19-09-2022,18:04 WIB
Reporter : Alva Reza
Editor : Salman Muhiddin

Sudono merupakan pendiri Salim Group. Kepemilikan Salim Group meliputi Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, BCA, Indomaret, Indomarco, PT Mega, Bank Windu Kencana, PT Hanurata, dan PT Waringin Kencana dan lain-lain.

Dari sana, Manila mendapat modal dana untuk memuluskan pengembangan wushu. Manila langsung mendekati kedutaan RRT untuk mendapatkan pelatih berkualitas. 

Merekah adalah Wang Donglien dan Deng Changli. Kedua nama ini kemudian mengemban tugas penyeleksian terhadap 100 calon atlet yang tersaring dari berbagai daerah. Setelah tersaring 14 atlet, kedua pelatih itu lalu menebalkan skill para atlet di disiplin ilmu Taolu selama enam bulan.

Mereka dibawa ke Shanxi di Tiongkok selama satu bulan. Sebelumnya, mereka menjalani pelatnas di Jakarta selama enam bulan. Praktis, tim wushu Indonesia hanya berlatih enam bulan sebelum SEA Games. 

Di sana, mereka lebih mendalami Taolu atau kategori keindahan jurus. Kategori Sanda atau pertarungan atau duel berkembang kemudian. 

Sebanyak 14 atlet Indonesia yang belajar di Tiongkok itu lalu memulai debut di SEA Games 1993 Singapura. Sayang mereka harus pulang dengan tanpa medali. 

Prestasi baru datang dua tahun kemudian di Kejuaraan Dunia 1995 di Baltimore, Amerika Serikat (AS). Atlet wushu Jainab memetik medali perak di kategori Taolu nomor Taijiquan putri. 

Prestasi ini baru bisa dilewati oleh Gogi Nebulana di Kejuaraan Dunia Wushu 2007 di Beijing. Gogi meraih emas untuk kategori Taolu nomor Jianshu putra.

Wushu kian subur di era reformasi. Puncaknya, Indonesia juga dipercaya IWUF (Federasi Wushu Internasional) untuk menggelar Kejuaraan Dunia Wushu 2015 di Jakarta.

Maka anda bisa menyaksikan bahwa di Kejurnas Wushu Piala Presiden 2022 banyak sekali atlet di luar Etnis Tionghoa yang ikut serta. Wushu kian membumi. (*)

 

Kategori :