7) Ia sering pasif-agresif. Artinya, ia punya kecenderungan terlibat ekspresi permusuhan secara tidak langsung, melalui tindakan. Seperti penghinaan halus, perilaku cemberut, keras kepala, atau kegagalan yang disengaja untuk suatu tugas. Bisa juga agresif fisik: menyerang orang terdekat, selain ibunya.
8) Ia seorang narsisis atau egois yang kekanak-kanakan. Jika ada sesuatu yang sedikit tidak nyaman, ia akan menolak melakukan.
9) Ia tidak bertanggung jawab secara finansial. Ia menghabiskan terlalu banyak uang untuk bermain, berpesta, atau mengejar wanita, selain pasangan tetap.
10) Ia jarang berpikir, suatu tindakannya adalah kesalahannya. Ia menyalahkan semua orang di sekitarnya atas semua yang salah dalam hidupnya. Bahkan, ia menyalahkan ibunya jika tidak menemukan kambing hitam lain.
Sepuluh karakter Peter Pan, bisa satu item atau semuanya, dimiliki banyak pria dewasa. Jika wanita pasangannya atau istrinya paham tanda-tanda itu, dan terbukti tampak pada pasangannya, bisa memaklumi. Lalu, mengambil sikap.
Perempuan pengambil sikap, ada dua pilihan: Mengalah atau membalas. Jika mengalah, bakal berkelanjutan. Terus-menerus. Sebab, ”yang lalu, ia nggak papa, masak sekarang nggak boleh?”. Sampai perempuan tidak kuat lagi. Suatu saat.
Kalau membalas, bisa langsung putus hubungan. Setelah putus, mereka jadi musuh (tanda nomor empat).
Mengalah atau membalas berakhir sama pahitnya. Kecuali buat perempuan yang ekstra sabar.
Itulah karakter Peter Pan, dalam novel Sir James Barrie, yang diurai dalam karya psikologi Kiley. Dengan mengetahui karakter itu, bisa jadi pelajaran. Bagi Peter Pan, bisa latihan mengurangi ke-Peter-Pan-annya. Buat pasangan, bisa menambah kesabaran. Kedua pihak dapat manfaat.
Repotnya, karakter Peter Pan nyaris tidak kelihatan sebelum Peter Pan sangat dekat dengan pasangannya. Setelah pasangan tahu, sudah telat. (*)