Soal inflasi bagaimana?
Inflasi ini tidak bisa di-gebyah-uyah Jatim. Faktornya sangat lokal. Misalnya tiba-tiba di Jember ada kenaikan tarif PDAM, itu pengaruhnya besar. Setiap Selasa siang, kita rapat dengan BPS. Saat ini memang harga beras naik. Masing-masing daerah harus bisa memprediksi dan membuat kebijakan yang tepat untuk mengendalikan inflasi.
Menghadapi ancaman resesi global, ketahanan pangan jadi isu sentral. Bagaimana ketahanan pangan di Jatim?
Sejak 2020, untuk pertama kali, produksi padi Jatim tertinggi di Indonesia. Begitu juga pada 2021 dan 2022. Dari luasan lahan Lamongan paling besar. Dari produksi (8 ton per hektare), Ngawi tertinggi secara nasional. Kita juga punya sapi potong 4,9 juta ekor. Berkontribusi 27 persen terhadap populasi sapi potong nasional. Belum lagi ditambah sapi perah. Mencapai 5,1 juta ekor. Berbasis data, pangan Jatim justru berkontribusi kepada daerah lain.
Jawa Timur memiliki Kawasan Industri Halal (KIH). Sejauh mana perkembangannya?
KIH di Sidoarjo yang diresmikan wakil presiden sudah ekspor. Nanti juga ada di Gresik. Saat ini industri halal memang menjadi tren. Kita melakukan pendampingan dengan mencetak pendamping produk halal. Ada metode self declare untuk produk halal. Namun memang masih agak sulit untuk produk makanan dan minuman karena harus uji lab di BPOM.
Salah satu program Anda yang terkenal adalah one pesantren one product (OPOP). Bagaimana hasilnya?
OPOP kita punya target 1000 produk di 2024. Insya Allah sekarang sudah tercapai. Untuk mendukung itu ada rumah kurasi. Kerja sama Bank Indonesia dan Disperindag. Dengan terkurasi, merek memiliki akses permodalan yang lebih baik. Rata-rata produk pesantren ini perkebunan seperti kopi dan cokelat.
Massa periode Anda kan dipersingkat hingga akhir Desember 2023. Apa legacy yang ingin Anda tinggalkan?
Guyub rukun. Itu menurut saya yang terpenting. Bagaimana kita besar bersama-sama kalau tidak kondusif, aman, dan akur. Dan itu bisa diwujudkan dengan kerja keras dan kolaborasi dengan banyak pihak. Saya sering tekankan strong partnership.
Ada 267 penghargaan. Apa tiga penghargaan yang paling berkesan?
Semua penghargaan tentu saya terima dengan rasa syukur. Pasti ada yang membuat saya lebih terkesan. Tap tidak baik kalau saya sebutkan. Pasti ada. Itu kerja keras semuanya. Nanti kalau saya sebut A, ada yang protes, ini juga, Bu. Ini kerja keras semuanya. Kembali ini karena strong partnership.
Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, apakah masih ada yang perlu perhatian khusus?
Ada. Tapi ya tidak baik kalau disebutkan. Pastilah ada. (*)