SURABAYA, HARIAN DISWAY – Para bintara pembina desa (babinsa) yang berkompetisi pada ajang Brawijaya Awards memang orang-orang yang tekun dan perhatian pada berbagai problematika sosial. Misalnya soal pernikahan dini. Yang beberapa waktu silam pernah sangat viral di Kabupaten Ponorogo.
Hal tersebut tampak pada sesi penjurian Kodim 0802/Ponorogo, Sabtu, 29 April 2023. Sepuluh babinsa mempresentasikan program kepada tim juri dari Harian Disway. Dan ada benang merah dari paparan-paparan itu. Yakni perlunya pembinaan mental dengan berbagai kegiatan positif untuk mencegah pernikahan dini.
Sertu Sugeng Riyono, babinsa Koramil 0802/01 Kota, salah satunya. Ia mengatakan, salah satu permasalahan yang terjadi di daerah binaannya adalah stunting. Selain karena permasalahan ekonomi, stunting juga merupakan salah satu muara pernikahan dini. Yakni ketika secara mental dan fisik orang tua masih belum siap untuk merawat anak.
BACA JUGA:Brawijaya Awards, Babinsa Nganjuk Berpakaian Jaranan saat Penjurian
BACA JUGA:Brawijaya Awards, Penanganan ODGJ oleh Babinsa Tulungagung Tarik Atensi Juri
Sertu Sugeng Riyono dalam kegiatan pencatatan potensi anak stunting--
Sehingga, untuk mengantisipasi terjadinya pernikahan dini, ia melakukan pendekatan khusus kepada masyarakat. Melakukan sosialisasi yang intens kepada mereka. "Kami fokus membina masyarakat melalui edukasi untuk tidak melakukan pernikahan dini," katanya.
Pendampingan serupa juga dilakukan oleh Sertu Jainuri, babinsa Koramil 0802/03 Babadan. Ia melakukan pembinaan karakter dan disiplin kepada para remaja di SMK PGRI 2 Ponorogo. Melalui kegiatan PBB dan wawasan kebangsaan.
"Dalam wawasan kebangsaan, kami bekerja sama kepada instansi untuk memberi edukasi kepada mereka. Bahaya yang terjadi akibat pernikahan dini. Dari penyuluhan itu, kami melarang mereka melakukan pernikahan dini. Itu kami lakukan sebulan sekali," terangnya.
Bahkan, Serka Nanang Agus Mahwardi, babinsa Koramil 0802/Siman, melakukan sosialisasi kepada pemuda tempat ia bertugas setiap kali rapat RT. Menurutnya, salah satu ’’paham radikal’’ yang harus diwaspadai di kalangan muda adalah pernikahan dini.
BACA JUGA:Mengenal Lebaran Ketupat, Tradisi Seminggu Setelah Idulfitri yang Dipopularkan Sunan Kalijaga
BACA JUGA:Brawijaya Awards: Babinsa Kodim 0804/Magetan Jadi Dalang dan Dirikan Rumah Pintar
Serka Mahwardi dalam kegiatan pembinaan pemuda di desa--
"Saya juga berikan sosialisasi kepada perguruan silat di Ponorogo. Saya selalu memberi wawasan bahwa Indonesia ini memerlukan generasi yang hebat. Kepada orang tua, saya minta mereka mengawasi anak-anaknya, sekecil apa pun," ungkapnya.
Di sana ia mengajak dan membina generasi muda untuk melakukan kegiatan yang berdampak positif. Untuk tidak melakukan tindakan yang negatif seperti minum miras, narkotika dan tindak kriminal. "Alhamdulillah, pencak silat di Ponorogo aman," bebernya.