Brawijaya Awards, Penanganan ODGJ oleh Babinsa Tulungagung Tarik Atensi Juri

Brawijaya Awards, Penanganan ODGJ oleh Babinsa Tulungagung Tarik Atensi Juri

Mashulwani, Babinsa dari Koramil 0807/03 Kedungwaru , Tulungagung mengikuti penilaian Brawijaya Awards secara daring, 29 April 2023. -Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Program inovatif para babinsa (bintara pembina desa) terus bermunculan dalam penjurian sesi kedua Brawijaya Awards 2023, Sabtu, 29 April 2023. Misalnya dari Kodim 0807/Tulungagung yang menjalani penjurian zoom pada sesi kedua, pukul 10.00-11.00. Di situ tampak bahwa babinsa juga perhatian pada berbagai bidang. Termasuk, pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Misalnya yang dilakukan Serda Ribut Juprianto dari Koramil 0807/02 Boyolangu. Sudah 2,5 tahun ini ia ikut berpartisipasi dalam penanganan ODGJ. ’’Saya merasa terketuk hati nurani saya melihat banyaknya warga ODGJ di wilayah kerja,’’ ucap Ribut. Menurutnya, saat kali pertama berdinas, ada 60 penyandang ODGJ di wilayahnya. ’’Tetapi, sekarang sudah tinggal 50 persen. Separo,’’ tutur Ribut.

Dengan pengalaman itu, Ribut juga bisa menganalisis bahwa faktor terbesar penyebab ODGJ adalah psikis. ’’Bukan keturunan,’’ tegas Ribut. Juga bukan karena faktor klenik-klenik lain. ’’Yang mempengaruhi misalnya faktor ekonomi, sosial, kena PHK, atau patah hati,’’ kata Ribut yang berdinas di Desa Sobontoro tersebut.


Serda Ribut Juprianto dari Koramil 0807/02 Boyolangu, Tulungagung, sudah 2,5 tahun ikut dalam penanganan ODGJ.-HARIAN DISWAY-

Ia menegaskan bahwa kunci mengatasi permasalahan ODGJ adalah penanganan yang benar. Mulai pengobatan hingga penyuluhan tentang penanganan tersebut. ’’Secara rutin, kami mengajak mereka refreshing ke tempat wisata, biar rileks. Juga ada layanan posyandu kesehatan jiwa,’’ katanya.

Pendapat Ribut itu selaras dengan Serda Anwar yang bertugas di Koramil 0807/13 Kauman. Ia adalah bintara yang juga punya latar belakang pendidikan kesehatan dan keperawatan. Karena itu, dalam bidang kesehatan, Anwar melakukan banyak hal. ’’Saya juga bisa mengkhitan,’’ ujar Anwar. Selain layanan khitan untuk orang yang tidak mampu, Anwar juga mengaktifkan posyandu balita hingga posyandu lansia. 

Anwar menuturkan bahwa penanganan ODGJ juga harus dilakukan mulai pencegahan. ’’Kami bekerja sama dengan pemerintah desa untuk melarang bank titil (sebutan untuk rentenir lokal, Red) masuk ke desa,’’ ucap ahli madya keperawatan tersebut.

Penanganan ODGJ juga dilakukan secara menyeluruh dengan menyentuh sisi ekonomi. ’’Mereka yang terjerat pinjaman online dipanggil ke desa. Lalu dengan bantuan Bumdes, mereka kami bina, kami bantu, dan jangan sampai terjerat pinjol lagi,’’ kata Anwar.

Babinsa yang lain pun tidak mau kalah menyampaikan program terbaik. Sebut saja Serka Sudarlan Koramil 0807/08 Kalidawir yang menjadi pendamping pengajaran anak-anak desa, Sertu Asfahani dari Koramil 0807/10 Pakel yang punya UMKM pengolahan krupuk rambak, atau Serma Sutrisno dari Koramil 0807/06 Rejotangan yang membina anak-anak muda dengan kegiatan silat dan sepak bola.

Juga ada Serka Muyoto dari Koramil 0807/02 Boyolangu yang berkegiatan olahraga dengan anak-anak muda, Sertu Mashulwani dari Koramil 0807/03 Kedungwaru dengan halalbihalal dan komunikasi lintas agama di wilayahnya, Serma Susena dari Koramil 0807/07 Sumbergempol yang melakukan konservasi lahan hijau, plus Serka Winarto dari Koramil 0807/13 Kauman yang menanam porang untuk ketahanan pangan.

Yang juga unik adalah Serda Yhosy Arasandy Melly dari Koramil 0807/15 Pagerwojo. Ia adalah pemain musik multiperan. ’’Saya bisa bas, drum, gitar melodi, gitar, saksofon, sampai vokal,’’ ujarnya. Yhosy juga terlibat dalam pelestarian kebudayaan tersebut sebagai pemain orkes.

’’Semua kiprah dan jejak digital para babinsa akan menjadi pertimbangan juri untuk memilih 50 babinsa inovatif,’’ ucap Noor Arief Prasetyo, ketua panitia yang memimpin penjurian. (Michael Fredy Yacob)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: