SURABAYA, HARIAN DISWAY- Beragam ekspresi tergambar dari wajah bintara pembina desa (Babinsa), saat ketika menyampaikan program unggulan mereka di depan ketiga juri Harian Disway. Ada yang tegang, gugup dan santai. Namun, semua itu akhirnya berubah ketika ketiga juri memberikan kalimat yang menggelitik perut mereka.
Kemarin, Sabtu, 29 April 2023, adalah hari kedua penilaian babinsa itu dilakukan. Penilaian dilakukan melalui zoom meeting. Para babinsa ini mengikuti Brawijaya Awards. Kompetisi kolaborasi antara Harian Disway dan Kodam V/Brawijaya. Ini adalah program pemberian penghargaan bagi babinsa berprestasi dan inspiratif di lingkungan Kodam V/Brawijaya.
BACA JUGA:Brawijaya Awards, Babinsa Tuban Dekati Warga Lewat Agama dan Aksi Sosial
BACA JUGA:Brawijaya Awards, Bukti Kepedulian pada Pendidikan oleh Babinsa Trenggalek
Di Jawa Timur, secara keseluruhan ada 8.900 babinsa di 33 kodim. Mereka diseleksi oleh kodim hingga tersaring menjadi 10 peserta. Setiap kodim mengirimkan 10 babinsa terbaik untuk dinilai. Sehingga, total peserta yang ikut dalam kompetisi itu hanya menyisahkan 330 personel babinsa saja. Mereka lalu mengikuti seleksi lagi secara daring.
Nantinya akan dipilih 50 nominasi untuk ikut penilaian final. Penilaian tahap akhir itu akan dilakukan tim Harian Disway, akademisi dari FISIP Unair dan perwira Kodam V/Brawijaya. Mereka akan turun ke lapangan untuk melihat langsung kiprah 50 Babinsa tersebut. Masing-masing kategori akan dipilih lima finalis untuk kemudian dipilih juara 1, 2, dan 3.
Sertu Purwanto memiliki terobosan pengentasan buta huruf di kelurahan Tamanan Kodim Trenggalek saat memberikan paparan di hadapan Juri Brawijaya Award.-Boy Slamet-
Di hari kedua penilaian secara daring itu, seharusnya, ada enam kodim yang mempresentasikan program unggulan babinsa mereka. Hanya Kodim 0826/Pamekasan yang tidak bisa dilakukan penjurian karena hingga pukul 16.00, tidak memasuki ruang zoom.
Praktis hanya lima kodim yang ikut dalam pemaparan. Diawali Kodim 0810/Nganjuk, Kodim 0807/Tulungagung, Kodim 0802/Ponorogo, Kodim 0806/Trenggalek dan Kodim 0811/Tuban. Sekitar pukul 14.45 penilaian terhadap lima kodim itu selesai dilakukan.
Dari lima kodim yang kemarin sudah dinilai, juri mendapat hal yang cukup menarik dilakukan para babinsa. Mereka tergolong pandai memanfaatkan potensi wilayah untuk mendongkrak perekonomian. Termasuk ekonomi masyarakat sekitar. Babinsa dari Tuban yang terlihat memanfaatkan ikan untuk produksi kerupuk atau babinsa dari Kodim Ponorogo yang membuka angkringan untuk warganya.
Persaingan sengit juga terjadi pada kategori pelestarian budaya. Para bintara pembina desa ini banyak yang berperan dalam berkesenian. Mulai dari kesenian tradisional hingga modern karena bisa memainkan sejumlah alat musik. Babinsa yang menjadi musisi.
Penilaian selanjutnya akan dilanjutkan kembali, Selasa, 2 Mei 2023 nanti. Hari itu, ada lima kodim yang akan dinilai. Penilaian akan dimulai pukul 09.00 sampai 15.00. Setiap satuan komando distrik militer ini, diberikan waktu satu jam untuk pemaparan 10 kategori yang dilombakan.
Sepuluh kategori yang dilombakan itu, yakni: kategori aksi sosial, ketahanan pangan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, kepedulian terhadap pendidikan, pemberdayaan pemuda, olahraga, toleransi antar umat beragama, peduli lingkungan, dan pelestarian budaya.
"Dari 31 kodim (2 kodim tidak mengirimkan peserta) yang mengikuti kompetisi ini, total sudah 11 kodim yang sudah mengikuti penilaian melalui zoom. Semua pemaparan mereka sangat bagus. Terlihat sekali bahwa, dampak dari program yang mereka lakukan itu sudah dirasakan masyarakat," ungkap Ketua Panitia Brawijaya Awards, Noor Arief Prasetyo.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh setiap peserta sebelum memberikan pemaparannya ke dewan juri. Seperti: memastikan sinyal dalam kondisi stabil dan kualitas audio yang baik. Ia juga meminta agar babinsa dapat memaparkan programnya dengan lugas. Sehingga, penilaian bisa lancar.
"Jika belum di-admit oleh admin panitia, artinya penilaian dari sesi sebelumnya belum selesai. Jadi, mohon ditunggu. Kadang juri sendiri terlalu asyik menilai karena memang menemukan hal yang perlu digali lebih dalam. Sambil menunggu, persiapkan semua programnya dengan baik. Kondisi sinyal dan audio yang baik, dapat mempengaruhi penilaian dewan juri," terangnya.